Terpapar Gaya Hidup Poliamori Orang Dewasa, Anak Berperilaku Aneh
Sepasang suami istri asal Selandia Baru diminta berhenti mengekspos hubungan seks dan gaya hidup poliamori pada anak. Keduanya diketahui tengah mengasuh dua anak kecil secara paruh waktu.
Permintaan ini muncul di tengah kekhawatiran tentang kesejahteraan dan masa depan anak-anak tersebut.
Melansir New Zealand Herald, diketahui bahwa salah satu anak tersebut, perempuan berusia sembilan tahun, menunjukkan perilaku seksual tertentu saat bermain dengan bonekanya. Sementara satu anak lainnya, laki-laki berusia empat tahun, diketahui mulai mengompol di siang hari.
Orang tua dari kedua anak tersebut mengatakan bahwa buah hati mereka mengalami pelecehan psikologis saat berada di bawah asuhan pasangan poliamori tersebut.
Keputusan Pengadilan Keluarga Selandia Baru yang disampaikan pada Kamis (18/8) mengungkapkan bahwa pasangan tersebut menjalani gaya hidup poliamori. Dalam gaya hidup itu, mereka melakukan hubungan romantis dan seksual dengan dua orang atau lebih pada saat bersamaan.
Pasangan tersebut berhubungan intim dengan orang lain di ruang terbuka saat anak-anak tersebut sedang berada di rumah. Tak hanya itu, pasangan itu juga kerap berbicara kasar tentang seks secara bebas.
Salah satu yang disoroti dalam keputusan pengadilan tersebut adalah soal pentingnya orang dewasa untuk berhubungan intim di bagian rumah yang jauh dari jangkauan pendengaran dan penglihatan anak.
Hakim juga menyoroti kurangnya pemahaman pasangan poliamori tersebut tentang pentingnya mencegah dampak negatif pada anak akibat hubungan tersebut.
Faktanya, dampak negatif itu nyata dialami oleh kedua anak. Psikolog yang menangani mengatakan bahwa korban anak perempuan bahkan tahu arti kata 'pesta seks' pada usia dini.
Tak hanya itu, anak tersebut juga pernah tertangkap tengah bermain boneka di kamar dengan menyebutkan kata-kata seperti 'orgy' dan istilah-istilah seks lainnya.
Anak tersebut juga bermain boneka Barbie telanjang yang diletakkan di atas boneka Ken.
Sementara korban anak laki-laki menunjukkan agresi yang tidak biasa dan sering mengamuk.
Dengan berbagai dampak negatif yang terjadi, pengadilan mengeluarkan perintah agar pasangan tersebut berhenti mengekspos gaya hidup poliamori pada kedua anak tersebut.
(del/asr)