Tak adil rasanya jika hanya melabeli kondom sebagai sesuatu yang negatif. Di luar dari konotasi negatifnya, kondom punya manfaat untuk kesehatan.
Melihat hal tersebut, Haekal menyoroti pentingnya edukasi terkait kondom yang diberikan secara masif ke masyarakat.
Edukasi ini, kata Haekal, bukan untuk menggerakkan perilaku seks bebas, melainkan untuk membentuk perilaku seksual yang bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena fungsi kondom sebagai alat kesehatan mencakup mencegah kehamilan dan keselamatan diri dan pasangan dari penyakit IMS," kata dia.
Lihat Juga : |
Mencegah kehamilan bukan hanya tugas wanita, tapi juga pria.
Selama ini, masyarakat hanya tahu bahwa kehamilan bisa dicegah dengan memasang alat kontrasepsi di tubuh wanita. Misal, dengan minum pil KB, suntik, atau pasang IUD.
Padahal, belum tentu berbagai alat kontrasepsi di atas ini cocok untuk masing-masing tubuh wanita. Oleh karena itu, pria juga harus mau menggunakan kondom.
Perlu digarisbawahi, penggunaan kondom pada pasangan monogamis atau yang sudah menikah tidak berbeda dengan alat kontrasepsi lainnya. Kondom juga berfungsi untuk merencanakan kehamilan, terutama bagi mereka yang tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi lain seperti pil, suntikan, implan atau spiral (IUD).
![]() |
Untuk diketahui bahwa KB suntik, pil atau implan adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon. Hal ini dapat memengaruhi keseimbangan alami hormon di dalam tubuh.
Kontrasepsi jenis ini bisa memberikan sejumlah efek samping yang tidak nyaman. Mulai dari jerawat, gangguan haid, kerontokan rambut, perubahan bentuk tubuh, bahkan berpengaruh terhadap dorongan seksual atau libido.
Sementara penggunaan kondom, kata Haekal, tidak memberikan dampak sistemik pada tubuh, baik pria maupun wanita.
"Selain itu berbagai bentuk kondom dengan rasa yang beragam juga bisa dijadikan sebagai salah satu alat untuk melakukan variasi bercinta bagi pasangan suami istri untuk mengatasi kejenuhan dalam berhubungan seksual," kata Haekal.
Dengan manfaatnya yang bejibun itu, untuk apa lagi bapak harus malu atau enggan pakai kondom?
(asr)