Mengenang Peristiwa G30S PKI Lewat Memorabilia Museum AH Nasution
Sebuah patung perunggu yang dibalut dengan seragam Angkatan Darat (AD) berdiri dengan sikap gagah menyambut siapa saja yang berkunjung ke Museum Abdul Haris (AH) Nasution atau Museum AH Nasution yang terletak di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng, Jakarta Pusat.
Pagi itu, museum yang merupakan kediaman asli dari Jenderal A. H. Nasution tersebut tampak sunyi. Langit biru yang cerah menaungi tempat yang menjadi saksi bisu kisah tragis Gerakan 30 September 1965 yang dimotori oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) atau yang lebih dikenal dengan istilah G30S PKI.
Hanya ada suara televisi dari pondok yang berada di sebelah kiri patung yang menggambarkan kegagahan Jenderal AH Nasution.
Sebelum dijadikan sebagai tempat yang menunjukkan memorabilia Jenderal AH Nasution, bangunan seluas 2000 meter persegi ini ditempati sang jenderal bersama dengan keluarganya sejak 1949, saat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hingga wafat pada 6 September 2000.
Napak tilas kehidupan Jenderal AH Nasution bisa dilakukan sesaat setelah menginjakkan kaki di pintu utama museum. Selama melangkahkan kaki menyusuri tiap-tiap ruangan, CNNIndonesia.com seperti sedang berjalan melintasi portal waktu dan dibawa kembali ke masa saat Jenderal AH Nasution masih hidup.
Ruang tamu umum, ruang tamu khusus, ruang kerja yang dipenuhi dengan karangan buku Jenderal AH Nasution yang jumlahnya mencapai 70 buku, kamar tidur utama, ruang makan, dan ruang ganti baju jenderal tetap dipertahankan dengan begitu rapi.
Usai melewati ruang kerja Jenderal AH Nasution suasana mencekam mulai terasa. Dengan patung yang dibuat menyerupai aslinya, semakin tergambar bagaimana peristiwa tragis itu terjadi.
Peristiwa berdarah di bangunan tersebut berlangsung pada 1 Oktober 1965. Kala itu, Jenderal AH Nasution berhasil lolos dari incaran Pasukan Tjakrabirawa yang hendak menculik dan membunuhnya. Namun, Ade Irma Suryani Nasution putri kedua sang jendral yang saat itu berusia lima tahun tewas secara tragis atas kekejaman Pasukan Tjakrabirawa.
Museum yang diresmikan pada 3 Desember 2008 oleh Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, bertepatan dengan hari lahir Jenderal AH Nasution ini dibuka setiap hari dan mulai beroperasi dari pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.