Psikiater: Punya Masalah Kesehatan Mental Disarankan Tak Nonton Blonde

CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 07:45 WIB
Jika Anda sedang dalam masa pengobatan masalah gangguan mental, sebaiknya urungkan agenda menonton film Blonde.
Film Blonde yang dibintangi Ana De Armas. (Foto: Plan B Entertainment via Imdb)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sudah menonton film 'Blonde'? Jika Anda sedang dalam masa pengobatan masalah kesehatan mental, sebaiknya urungkan agenda menonton Anda.

Lewat cuitannya, Andri, psikiater di klinik Psikosomatik RS EMC Alam Sutera, menyarankan orang dengan gangguan depresi, borderline personality disorder (BPD), dan bipolar untuk tidak menonton film 'Blonde'.

Film ini menceritakan biografi fiksi artis Amerika Marilyn Monroe (1926-1962) yang diangkat dari novel dengan judul serupa. Andri mengatakan adegan awal film saja sudah memicu rasa tidak nyaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat adegan di mana ibu Norma Jeane Mortenson (nama asli Monroe) menelantarkan bahkan mencoba membunuh sang anak.

"Ini pada beberapa kasus yang punya latar belakang traumatik kehidupan masa kecil, itu bisa membangkitkan kembali (trigger) emosinya [dan traumanya]," kata Andri pada CNNIndonesia.com, Selasa (4/10).

Tak cukup sampai di situ dalam film Blonde, sebab sang ayah juga mencoba menelantarkannya. Monroe dewasa yang diperankan Anna de Armas mengisyaratkan bahwa Norma Jeane Mortenson dan Marilyn Monroe adalah dua orang yang berbeda. Menurut Andri, hal ini menimbulkan kesan bahwa kepribadian Monroe tidak stabil.

Sampai pada kematiannya, Monroe tidak lepas dari kontroversi. Dia dianggap meninggal akibat keracunan barbiturat atau obat tidur. Ikon seks era 1950-an ini pun dilihat sebagai seorang yang memiliki masalah berat dan melakukan upaya bunuh diri.

"Film menampilkan sisi gelap, tidak stabil, dan itu bisa memicu orang yang belum stabil," imbuhnya.

Andri mengakui dari sisi sinematografi dan akting para aktor semua baik. Namun untuk mereka yang sedang bergulat dengan masalah kesehatan mental, film bisa berdampak kurang baik.

Ia bercerita, hanya bisa menonton di seperempat awal film dan memutuskan untuk tidak lanjut. Bagian awal saja, lanjutnya, sudah sangat 'distressing'.

"Untuk teman yang masih pengobatan, awal pengobatan, sebaiknya enggak nonton. [Dikhawatirkan] bisa terbangkitkan traumatiknya. Secara sinematografi baik, tapi kejiwaan tidak dulu," katanya.

(els/wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER