Tahukah Anda? Salah satu cara mencintai mata adalah dengan menjaga kadar gula darah tetap normal. Anda patut berhati-hati, sebab kenaikan kadar gula darah hingga diabetes bisa memicu kebutaan.
Retinopati atau diabetic retinopathy (DR) merupakan komplikasi diabetes yang mengancam penglihatan. Menurut Gitalisa Andayani, dokter spesialis mata di JEC Eye Hospital and Clinics, komplikasi ini jadi penyebab utama kebutaan pada populasi dunia kerja.
Selain retinopati, pasien juga perlu berhati pada risiko diabetic macular edema (DME). Yang satu ini merupakan gangguan penglihatan yang lebih parah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya DME itu didapat pada 1/3 atau minimal 30 persen kasus DR, [sementara] 3-10 persen kasus diabetes ada DME," kata Gita dalam media briefing Hari Penglihatan Sedunia 2022 bersama Bayer, Selasa (11/10).
Untuk mengetahui apa itu DME, terlebih dahulu Anda perlu mengenal retinopati. Kondisi ini disebabkan oleh kadar gula darah tinggi yang tak terkendali dalam waktu lama. Tingginya kadar gula darah akan merusak pembuluh darah yang memberikan suplai darah ke retina belakang mata.
Kondisi ini membuat retina menjadi lemah dan mudah bocor. Kebocoran sel darah merah dan cairan dari pembuluh darah mengakibatkan pembengkakan dan penebalan retina.
Jika pembengkakan terjadi di bagian makula (bagian tengah retina yang penting untuk pusat penglihatan), maka kondisi demikian disebut DME.
"DME kenanya di pusat penglihatan atau makula, bahasa awamnya bintik kuning. Dia pusat di mana penglihatan kita dibiaskan, titik fokus penglihatan. Ini sangat vital," katanya.
Seperti dikutip dari Everyday Health, DME tidak menimbulkan gejala di awal. Gejala DME akan muncul saat gangguan mulai berkembang. Berikut di antaranya:
- penglihatan buram,
- penglihatan ganda,
- terasa seperti ada yang mengambang di mata,
- warna benda terlihat memudar,
- kehilangan penglihatan.
Gita memberikan catatan, kehilangan penglihatan atau kebutaan di sini tidak berarti gelap total. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seseorang disebut buta jika tidak bisa melihat hitung jari dalam jarak 3 meter.
![]() |
Kondisi retinopati sendiri sebenarnya bisa dikendalikan dengan mengontrol kadar gula darah atau beberapa terapi. Namun, jika sudah sampai ke makula, seperti pada DME, gangguan akan sulit disembuhkan.
"Kalau sampai makula sangat sulit. First line treatment itu anti-VEGF. Itu pun perlu suntikan berulang. Kadang setelah berbulan-bulan, bertahun-tahun, masih perlu suntik lagi," imbuhnya.
Akan tetapi, retinopati dan DME bisa dicegah. Cara terjitu mencegah keduanya adalah dengan kontrol kadar gula darah. Selain itu, Gita mengingatkan ada beberapa cara lain yang perlu dilakukan.
Ternyata, kontrol gula darah saja tidak cukup. Pasalnya, pasien diabetes harus mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol.
Gita menjelaskan bahwa penelitian membuktikan kontrol tekanan darah intensif dikaitkan dengan penurunan risiko perubahan mikrovaskuler hingga 37 persen.
Selain itu, penggunaan obat-obatan penurun kolesterol dikaitkan dengan penurunan risiko kumulatif retinopati dan DME secara signifikan.
Berat badan ideal mencegah risiko komplikasi diabetes, termasuk retinopati dan DME.
Pasien diabetes tidak perlu sampai menerapkan diet ketat dan berisiko terhadap kondisi kesehatan.
Diet seimbang tetap diperlukan sehingga pasien memperoleh semua nutrisi dengan asupan gula terkontrol.
Gita mengatakan bahwa pasien kerap enggan mengonsumsi obat-obatan untuk diabetes. Padahal, saat gula darah terkontrol, kondisi ini bisa mencegah retinopati dan DME.
(els/asr)