Banyak yang mengklaim bahwa pemanis buatan atau bahan pengganti gula rendah kalori membantu menjaga berat tubuh dan mencegah diabetes. Benarkah demikian?
Sejumlah penelitian telah mematahkan klaim tersebut. Faktanya, mengonsumsi jenis pemanis rendah kalori justri bisa jadi pencetus diabetes.
Sebagaimana diketahui, gula bebas kalori kini tengah dipilih banyak orang karena dianggap lebih sehat. Pemanis jenis ini memiliki rasa yang lebih manis namun diklaim lebih rendah kalori.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta menganjurkan untuk tetap berhati-hati dalam mengonsumsi gula pengganti seperti stevia, aspartam, sukralosa, dan lainnya. Dirinya merujuk kepada sebuah penelitian yang justru berbeda dengan pemahaman kebanyakan orang tentang konsumsi pengganti gula untuk mencegah diabetes.
"Ada beberapa yang mengonsumsi [gula pengganti] biar enggak diabetes," ujar Denta dalam diskusi virtual, beberapa waktu lalu.
Denta mengatakan, penelitian justru menemukan bahwa asupan pemanis rendah kalori pada orang non-diabetes dapat menurunkan sensitivitas insulin.
"Tapi penelitian yang justru menemukan bahwa untuk orang yang belum terkena diabetes, konsumsi beberapa jenis pemanis rendah kalori justru menurunkan sensitivitas insulin," kata dokter yang berpraktik di Mayapada Hospital Kuningan tersebut.
Denta menyebut bahwa pada dasarnya, diabetes tipe 2 terjadi karena insulin sudah tidak sensitif. Maka dari itu, gula pengganti atau pemanis rendah kalori yang tadinya diniatkan agar tidak terkena diabetes, malah bisa jadi pencetus penyakit tersebut.
"Saran saya memang tetap berhati-hati dan membatasi untuk menggunakan pemanis rendah kalori atau pemanis pengganti gula," pungkas Denta.
(del/asr)