India dikabarkan tengah menghadapi wabah baru yang disebabkan oleh superbug. Apa itu pandemi superbug India?
Kasus tersebut pertama kali dilaporkan di Rumah Sakit Kasturba, negara bagian Maharashtra, India. Sebanyak 1.000 pasien dikabarkan telah memenuhi rumah sakit akibat superbug.
Superbug adalah strain patogen (bakteri, virus, parasit, dan jamur) yang resisten terhadap antibiotik. Artinya, patogen yang dimaksud mengembangkan kemampuannya untuk melawan obat yang biasa diresepkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, kondisi tersebut menyebabkan resistensi antibiotik.
Menukil laman Mayo Clinic, beberapa contoh umum dari superbug termasuk di antaranya bakteri resisten yang biasanya dapat menyebabkan pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.
Center for Disease Prevention and Control (CDC) Amerika Serikat mencantumkan ada 18 bakteri dan jamur yang resisten terhadap antibiotik.
Beberapa di antaranya adalah jamur Candida yang kebal terhadap obat, Salmonella nontifoid yang resisten terhadap obat, Tuberculosis yang resisten obat, dan masih banyak lagi.
Siapa saja bisa terkena infeksi superbug. Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin lebih berisiko terinfeksi.
Mengutip Healthline, bagi sebagian orang, infeksi superbug tidak menimbulkan gejala, termasuk pandemi superbug India.
Misalnya saja, N gonorroeae atau bakteri menular seksual yang sering tidak terdeteksi karena tidak langsung menunjukkan gejala. Jika tak diobati, gonore dapat merusak sistem saraf dan jantung.
![]() |
Namun, saat infeksi superbug menunjukkan gejala, tanda yang muncul umumnya sama dengan penyakit infeksi lainnya, seperti:
- demam,
- kelelahan,
- diare,
- batuk,
- nyeri sendi.
Intinya, gejala infeksi superbug sama dengan penyakit infeksi lainnya. Perbedaannya adalah gejala tersebut tak dapat merespons pemberian antibiotik atau antijamur.
Pasien disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami beberapa gejala berikut yang jadi kemungkinan risiko gejala pandemi superbug India.
- sulit bernapas;
- batuk lebih dari seminggu;
- sakit kepala yang intens, sakit dan kaku leher;
- demam di atas 39,4 derajat Celcius;
- mengalami masalah penglihatan;
- mengalami ruam atau bengkak.