Selepas usaha hamil lewat jalur alternatif, kami belum mencoba cara lain. Kalau ingin kembali ke jalur medis, biayanya tidak murah sementara kebutuhan masih banyak.
Aku sangat bersyukur memiliki suami yang santai dan tidak menuntut ini itu. Sebenarnya aku sih yang lebih tertekan menyoal momongan ini, tapi karena suami bisa membawa suasananya jadi santai, aku jadi ikut santai. Justru kalau ditanya teman-temannya, dia lugas saja menjawab memang belum dikasih anak.
"Pacaran dulu, dinikmati waktu buat berdua."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bilang seperti itu, ya pacaran dulu saja. Omongan dia itu yang menenangkanku. Toh kalau dipikir-pikir, memiliki anak tanggung jawabnya besar. Biaya pendidikan rasanya makin tidak masuk kantong.
Hal itu pula yang membuat kami yakin dan berani untuk berkata 'Enggak apa-apa kalau belum dikasih'.
Kamu tidak perlu memikirkan pacaran romantis ala drama Korea. Kami berdua sama-sama pribadi yang cuek dan tidak romantis. Aku dan suami suka musik dan kerap main gitar berdua. Kami enggak bingung mencari aktivitas berdua karena punya minat yang kurang lebih serupa. Bosan main gitar? Nonton serial saja di Netflix. Tidak ribet lah.
Lihat Juga : |
Aku juga punya kesibukan yang mampu mengalihkan fokus memiliki anak, bisa merasa tetap bisa waras dengan pekerjaan dan penghasilan yang kuperoleh. Pekerjaan jadi ladang pelampiasan emosi atau boleh dibilang energi untuk berpikir aneh-aneh berubah jadi energi untuk sesuatu yang produktif.
Pernah suatu ketika aku bilang ke suami seandainya saya seorang ibu rumah tangga dan tidak punya penghasilan. Aku bakal stres karena sibuk memikirkan cara gimana punya anak.
Hanya saja, proses berdamai dengan kondisi sekarang ini memang perlu waktu. Ada kalanya muncul keinginan besar untuk punya anak, tapi ya tidak sebesar dua atau tiga tahun lalu.
Meski sudah 4 tahun menikah dan belum diberi momongan, aku dan suami pun belum memikirkan kemungkinan terburuk. Untuk saat ini, kami hanya menikmati apa yang ada sembari mengumpulkan dana untuk kembali berusaha punya momongan. Usia rasanya juga masih ideal untuk hal tersebut aku baru 31 tahun dan suami 32 tahun.
Ada atau tidak ada anak, ku rasa tidak apa-apa. Toh pada akhirnya kami tinggal berdua kala anak tumbuh dewasa dan membangun kehidupannya sendiri.
Doakan kami ya, semoga bisa punya momongan. Dan bagi pejuang dua garis biru, semangat berjuang dan jangan putus asa, yang paling penting jangan dengarkan omongan miring orang lain soal anak.
(els/chs)