Peluh dan Taktik Para Pejuang Dua Garis Biru

CNN Indonesia
Minggu, 13 Nov 2022 13:38 WIB
Tak semua pasangan suami istri mudah diberikan momongan. Berbagai cara, taktik, dan keputusan dilakukan demi mencari jalan keluar.
Ilustrasi. Di zaman kiwari, banyak pasangan mengalami kesulitan untuk punya momongan. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nasib orang memang berbeda-beda, termasuk soal urusan punya anak. Ada yang beruntung segera diberikan momongan, ada juga yang harus bersusah payah demi bisa mendengarkan tawa renyah si kecil.

Entah apa penyebabnya, yang jelas, mendapatkan momongan di zaman kiwari rasanya begitu sulit. Tengok saja Rahadian dan Tari, pasangan suami istri yang tengah berjuang untuk mendapatkan momongan.

Februari tahun depan, usia pernikahan mereka genap dua tahun berjalan. Tapi sampai sekarang, Tari belum juga hamil. Tanda-tanda mau hamil pun rasanya belum muncul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, tetangga dan teman-teman masa muda keduanya hampir semua sudah memiliki keturunan. Terkadang, rasa iri itu muncul.

"Sedih, lho, tetangga aku semua sudah punya anak. Teman kerja, teman kuliah juga ada yang sedang hamil, ada yang anaknya sudah besar, kadang iri gitu," kata Tari pada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Mulanya, Tari berpikir punya anak itu perkara mudah. Bikin saja, nanti juga jadi.

Tapi, ternyata tidak semudah itu. Buktinya, sampai sekarang dia belum juga hamil anak pertama.

"Akhirnya kita coba konsul ke dokter kandungan. Ternyata kendala salah satunya ada di aku, aku terlalu gendut. Jadi memang harus menurunkan berat badan," kata Tari.

Tari pun menuruti perintah dokter tempatnya berkonsultasi, untuk menurunkan berat badan minimal 10 kilogram. Saat konsul, berat Tari memang termasuk berlebih, ada di 73 kilogram pada awal September kemarin.

Usaha dia menurunkan berat badan pun bukan yang tergolong ekstrem. Sebab, kata dokternya, dia juga tak boleh stres karena bisa memengaruhi tingkat kesuburan.

Perkara juga bukan hanya ada di dirinya. Suaminya juga bermasalah karena termasuk perokok berat. Keduanya sama-sama berusaha untuk memperbaiki kualitas reproduksinya sebelum memiliki keturunan.

"Dan ternyata memang tidak semudah itu, kita banyak yang harus dijalani. Kadang insecure juga karena, kok, enggak gampang kayak orang-orang, cuma ya dijalani saja," kata dia.

Ancang-ancang bikin plan B

Ilustrasi pasanganIlustrasi. Beberapa pasangan di zaman kiwari sulit mendapatkan momongan. (iStock/Hiraman)

Tak ada tunda menunda kehamilan bagi pasangan suami istri Soca dan Kinoy. Keduanya sepakat untuk membiarkan semua apa adanya.

Maklum, usia keduanya sudah terbilang mendekati 'ambang batas'. Soca berusia 34 tahun, sementara Kinoy kini telah menginjak usia 37 tahun. Sebentar lagi, pernikahan mereka genap berusia dua tahun.

"Mau nunda gimana? Semakin ditunda, ya, keburu semakin tua. Lebih susah lagi [buat hamil]," ujar Soca bercerita pada CNNIndonesia.com.

Berbagai upaya telah dilakukan, tak peduli itu mitos atau bukan. Termasuk berhubungan badan secara rutin tanpa pengaman hingga mengangkat kaki ke atas setelah sesi ranjang.

Mereka juga sempat mengatur jadwal berhubungan di masa subur. Soca membuat kalendernya sendiri. Tapi, apa lacur, upaya itu pun tak membuahkan hasil.

Tak pede pada kondisi tubuhnya masing-masing, Soca dan Kinoy memilih untuk mulai mendiskusikan rencana alternatif. Mereka berencana untuk mengadopsi anak jika cara-cara alami dan berbagai vitamin yang dikonsumsi tak membuahkan hasil dalam waktu beberapa tahun ke depan.

"Kalau terus menunggu tanpa tahu kapan hasilnya, bisa-bisa ketuaan. Anak masih kecil, saya sama suami udah jompo, enggak bisa cari duit lagi," kata Soca sedikit bergurau. Faktor ekonomi untuk membesarkan anak juga turut menjadi pertimbangan.

Rencana itu bahkan telah disampaikan Soca dan Kinoy pada pihak keluarga. Tak sulit bagi mereka untuk membuat kedua keluarga memaklumi kondisinya. Beruntung, keduanya lahir dalam keluarga yang pola pikirnya cukup terbuka.

Bukannya mau melawan takdir, tapi Soca dan Kinoy sadar betul bahwa keduanya memiliki beberapa faktor risiko yang bisa bikin tingkat kesuburan menurun.

Selain menikah di usia lebih dari 30 tahun, keduanya adalah perokok berat. Belum lagi masalah mental yang dialami Soca hingga saat ini. Tahun 2020 lalu, Soca didiagnosis mengalami gangguan cemas.

Simak cerita pejuang dua garis biru di halaman selanjutnya..

 



Menyerah dan Balik Kanan Saja

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER