Bayi prematur berisiko mengalami sejumlah masalah kesehatan. Masalah kesehatan ini bahkan bisa dialami hingga mereka memasuki usia dewasa.
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Brawijaya, Muhammad Vinci Ghazali mengatakan bahwa bayi prematur memang memerlukan penanganan yang maksimal dan berbeda dari bayi lahir normal. Sebab, jika tidak ditangani, masalah kesehatan bisa bermunculan, bahkan merenggut nyawa mereka.
"Sebaliknya, jika ditangani dengan baik bisa sehat, bahkan ketika tumbuh bisa sangat berprestasi," kata Vinci saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bayi prematur rentan mengalami masalah kesehatan karena sebenarnya secara fisik, bayi belum siap untuk dilahirkan. Pada kasus prematur, bayi dilahirkan sebelum usia kehamilan menginjak 37 atau bahkan 34 minggu.
Bayi prematur, apalagi yang lahir terlalu awal di minggu ke-20 an misalnya, memiliki masalah medis yang kompleks. Berikut beberapa masalah kesehatan yang bisa dialami bayi prematur.
Sistem pernapasan bayi prematur kemungkinan belum matang. Hal ini membuat mereka rentan terkena masalah pernapasan.
Bayi bisa mengalami sindrom gangguan pernapasan karena paru-paru tidak dapat mengembang dan berkontraksi secara normal.
"Hal ini bisa terjadi jika paru-parunya kekurangan zat surfaktan. Zat ini, kan, fungsinya untuk membuat paru-paru mengempis dan mengembang," kata dia.
Bayi yang lahir sangat prematur besar kemungkinan mengalami masalah di otak. Salah satunya pendarahan di otak.
Beberapa bayi bisa mengalami pendarahan otak yang lebih besar yang menyebabkan cedera otak permanen.
Mulai dari anemia hingga penyakit kuning, bayi prematur berisiko mengalami masalah yang menyerang darah.
Umumnya bayi yang baru lahir memang akan mengalami penurunan jumlah sel darah merah.
Namun, penurunan jumlah sel darah merah itu biasanya berjalan lambat pada bayi yang lahir normal. Sementara pada bayi prematur, penurunan bisa berlangsung lebih cepat.
Simak masalah yang dialami bayi prematur lainnya di halaman berikutnya..