Andre menyebut, tanda bahaya lainnya bahwa Anda atau pun pasangan belum siap menikah adalah masih ragu pada hal-hal berikut: komitmen, seks, nilai soal dalam keluarga, agama, politik, uang, dan etos kerja.
Keraguan itu bisa terjadi mungkin disebabkan tidak pernah ada percakapan atau pun diskusi soal topik-topik tersebut. Apalagi kalau pasangan menghindari, maka tak ada salahnya berpikir ulang akan kelangsungan hubungan.
"Memiliki pemahaman yang baik akan siapa dan apa yang terpenting bagi pasangan Anda adalah hal yang fundamental," kata Andre.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Earnshaw, red flag besar bahwa terlalu dini untuk menikah adalah ketika Anda tidak banyak tahu soal hidupnya di luar hubungan asmara.
"Bagaimana karier dan capaian hidupnya yang lain? Apa yang mereka lakukan untuk cari nafkah dan saat waktu luang? Siapa saja orang yang sering menghabiskan waktu dengan mereka?" kata Earnshaw.
"Anda bukan hanya harus tahu jawaban-jawaban itu tapi juga hal-hal intim senada dengan seluruh aspek pasangan hidup kalian," lanjutnya.
![]() |
Andre menyebut, hal yang bisa dilakukan untuk mengecek apakah Anda memang sudah siap atau belum adalah apa yang paling Anda pikirkan.
Apakah karena bisa segera melepas status lajang? Bisa menggelar pesta dan berdandan menawan? Atau apa yang harus dilakukan saat sudah bersama-sama?
"Bila alasan Anda cetek dan egois, mungkin menikah adalah hal yang terlalu dini," kata Andre.
"Bila Anda hanya bisa memikirkan apa yang orang lain lakukan untuk Anda, atau alasan estetika belaka, baiknya Anda menunggu sampai bisa menemukan nilai dan karakter bersama yang dimiliki oleh pasangan di masa depan," lanjutnya.
Earnshaw mengatakan tanda lainnya bahwa Anda dan pasangan belum siap menikah adalah ketika masih sering terjadi pertengkaran, apalagi pakai acara drama.
"Bila Anda belum membangun kemampuan manajemen konflik, maka pernikahan tak akan bisa mengubah itu. Pelan-pelan dan luangkan waktu untuk mempelajari cara mengatasi perbedaan bersama dengan lebih baik," kata Earnshaw.
![]() |
Kebalikan dengan poin nomor 7, bila Anda dan pasangan tak pernah debat apalagi bertengkar sama sekali, baiknya berpikir ulang untuk melangkah ke perkawinan.
Menurut para terapis ini, perbedaan pandangan, argumentasi, dan pertengkaran adalah hal yang lumrah terjadi saat dua kepribadian dan pemikiran bersatu dalam satu momen.
Ketika sebuah pasangan tidak pernah merasakan proses adaptasi dan penyatuan tersebut, bisa jadi memang tidak merasakan hal yang intim atau belum memiliki waktu yang cukup untuk saling jujur dan terbuka satu sama lain.
Bila Anda masih ada ragu untuk menikah, lantas buat apa melangkah ke perkawinan? Perkawinan baru akan bisa berjalan bila Anda dan pasangan memiliki tujuan dan niat yang sama.
"Banyak orang menikah dengan harapan itu bisa menguatkan hubungan yang sebenarnya sudah goyah atau bahkan tak memiliki komitmen," kata Earnshaw.
"Lamarlah atau nikahilah seseorang yang sekufu atau setara dalam hal niat, semangat, dan komitmen pada hubungan kalian." lanjutnya.
(end)