Toxic relationship atau hubungan toksik kerap menimbulkan trauma bagi orang-orang yang mengalaminya, bahkan setelah mereka tidak lagi berhubungan dengan pasangannya.
Tak sedikit seseorang yang berada dalam hubungan toksik yang merasakan trauma yang mendalam pada batinnya sehingga terkadang menimbulkan ketakutan atau kecemasan. Ihwal trauma pun dialami oleh salah satu musisi tanah air, Gloria Jessica.
Usai terbelit dengan hubungan toksik, penyanyi berusia 28 tahun itu mengaku mengalami trauma untuk memulai kembali hubungan baru karena adanya trust issue. Tak hanya itu, ia juga sering merasa takut saat mendengar suara gebrakan atau pukulan dan juga saat dibawa ngebut di dalam mobil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku enggak bisa di dalam mobil yang dalam posisi yang mengebut. Aku enggak bisa dengar suara gebrakan meja atau pukulan. Itu biasanya air mata langsung mengalir, ke trigger lah. Itu trauma-trauma yang belum selesai," kata Gloria dalam program Secret at Newsroom CNNIndonesia.com, Jumat (17/2).
Lantas, bagaimana cara seseorang bisa sembuh dari luka trauma yang timbul akibat hubungan toksik?
Gloria sendiri berhasil memecahkan masalah tersebut dengan berdamai dengan mantan kekasih yang telah memberikannya penderitaan itu dan juga mulai memberanikan diri untuk membuka diri kepada banyak hal. Ia juga diketahui telah bahagia menikah dengan pria yang jauh lebih baik.
Menurut relationship coach Zola Yoana Suid, berkonsultasi kepada ahli profesional, baik pakar psikologi maupun praktisi meditasi, merupakan hal yang paling penting dalam mengobati luka akibat hubungan toksik.
"Hal yang paling penting adalah seeking professional help, itu membantu banget. Namanya manusia, kita butuh orang ketiga dalam hidup untuk membuka pikiran," jelas Zola dalam acara yang sama.
Dengan berkonsultasi dengan ahli profesional, seseorang dapat mencari perspektif baru yang lebih positif. Hal ini juga dilakukan agar korban hubungan toksik dapat mengelola trauma dan rasa triggered dari hal-hal simpel.
"Penting untuk ke therapist untuk melihat sebenarnya isu kamu ada di mana. Itu akan membantu kita juga untuk berhubungan dengan pasangan dan diri kita sendiri," lanjut sang mak comblang.
Zola juga mengatakan bahwa penting untuk memiliki sistem pendukung seperti keluarga, sahabat atau kerabat dekat.
Agar bisa lebih meyakinkan diri untuk membuka diri dengan orang lain, Zola menyarankan untuk lebih mengenal diri sendiri.
"Sebelum kamu mencari seseorang, penting untuk mengenali diri sendiri dulu. Kalau kita enggak tau sama diri kita sendiri, nilai-nilai kamu, keinginan kamu, kebutuhan kamu, yang ada kamu mencari pasangan akan randomal hasil terjebak di hubungan toksik," tegas Zola.
(del/chs)