Khayalan berhubungan dengan idola seperti Suga BTS kerap dianggap tidak sehat. Khayalan itu dinilai berlebihan dan bisa membuat Anda terdistraksi.
Padahal, hubungan imajiner seperti ini justru bisa menyehatkan. Hubungan ini dikenal dengan istilah parasocial relationship atau hubungan parasosial.
Misalnya saja, barangkali Anda hanya mengagumi Suga karena karya-karyanya. Namun perlahan, mengikuti berbagai kontennya di media sosial membuat Anda merasa telah mengenalnya dengan baik, meski sesungguhnya dalam dunia nyata tak saling mengenal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilustrasi di atas lah yang setidaknya bisa menggambarkan kondisi hubungan parasosial.
Hanya saja, seseorang tak bisa serta merta mengklaim memiliki hubungan parasosial dengan idola. Ahli psikologi di University at Buffalo, Amerika Serikat, Profesor Shira Gabriel mengatakan bahwa hubungan parasosial harus memiliki muatan emosional.
Sebagai contoh, muatan emosional itu bisa berbentuk rasa bangga akan prestasi yang ditorehkan dan rasa kesal jika ada yang menjelekkan sang idola.
Seperti dikutip dari Insider, ada beberapa ciri kunci hubungan parasosial, seperti berikut.
1. Tertarik pada kehidupan idola dan ingin membaca artikel tentang mereka.
2. Anda mendukung hal-hal baik terjadi pada idola.
3. Anda mengagumi idola dan ingin mengembangkan lebih banyak hal-hal positif di sekitarnya.
4. Anda membayangkan bertemu dengan idola dan bercakap dengan mereka.
5. Anda merasa sang idola menemani Anda.
6. Anda menulis surat atau buku harian yang ditujukan pada idola.
7. Jika Anda tidak melihat idola di satu berita atau televisi untuk sementara waktu, Anda merindukannya.
![]() |
Tak sedikit orang yang menganggap sang idola selayaknya teman, kakak, atau bahkan kekasih. Sekilas, gambaran ini terasa tidak sehat.
Tapi, justru kebiasaan di atas punya efek positif untuk kesehatan mental. Berikut beberapa manfaat hubungan parasosial.
Pengalaman kesepian luar biasa dirasakan hampir semua orang saat pandemi. Tapi rupanya, figur publik memerankan peran sebagai teman atau sahabat via media massa.
Dikutip dari Very Well Health, keberadaan idola di media massa mampu memenuhi kebutuhan orang akan interaksi dan koneksi.
Hubungan parasosial rupanya mampu memperkuat hubungan sosial di kehidupan nyata. Sesama penggemar bisa menjadikan idola mereka sebagai topik pembicaraan.
Dalam interaksi sosial itu, muncul diskusi sehat tanpa ada rasa cemburu. Tak heran muncul komunitas-komunitas yang didedikasikan buat idola tertentu.
Anda bisa memilih kapan ingin terlibat dengan hubungan parasosial dan kapan tak perlu mengkhawatirkannya. Hubungan parasosial lebih rendah risiko dibandingkan hubungan interpersonal sesungguhnya.
Faktanya, seorang idola tak akan pernah menolak kehadiran fan. Hal inilah yang membuat Anda tak perlu khawatir akan patah hati mendalam, sebagaimana yang biasa terjadi pada kehidupan interpersonal di dunia nyata.
Mereka yang terlibat hubungan parasosial bisa mendapat inspirasi dari idolanya. Ada sederet idola yang benar-benar berjuang dari bawah hingga bisa diakui seperti sekarang. Hal-hal seperti itu bisa menginspirasi fan untuk terus berjuang mewujudkan mimpi.
Rasa percaya diri serta merta tumbuh, apalagi saat idola memberikan kata-kata dukungan, meski dukungan tersebut diberikan untuk semua fan.
Namun saat kata-kata dukungan terinternalisasi, pesan ini terasa lebih personal dan menyentuh.