Melindungi kulit dari paparan suhu panas di Indonesia tak cukup hanya pakai tabir surya semata. Ada lagi perlindungan tambahan dari sinar matahari yang menyengat.
Selain soal perlindungan kimiawi dengan tabir surya, dokter spesialis kulit dari DNI Skin Center, I Gusti Nyoman Darmaputra menilai masyarakat perlu untuk menggunakan perlindungan mekanik atau fisik.
Apa saja perlindungan tambahan yang disarankan untuk menghadapi cuaca panas di Indonesia ini?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter yang disapa Darma ini mengungkapkan bahwa saat cuaca panas, penutup kepala seperti topi dan payung adalah must have item.
Lebih lanjut, Darma juga menyarankan masyarakat untuk menggunakan topi untuk menutupi bagian wajah dari terpaan sinar matahari.
"Untuk perlindungan maksimal kenakan topi bertepi lebar yang menutupi wajah. Ini adalah cara sederhana untuk menutupi wajah dan bagian belakang leher. Pastikan memilih topi yang memiliki pinggiran lebar," imbuhnya.
Menurutnya, topi baseball atau topi jerami berlubang mesti dihindari lantaran memungkinkan sinar matahari masuk, sehingga kurang efektif melindungi kulit di luar ruangan.
sebaiknya mengenakan pakaian lengan panjang dan menghindari paparan cahaya matahari yang berlangsung lama.
Fashion item tertutup seperti kemeja lengan panjang dan celana panjang menjadi rekomendasi untuk digunakan saat beraktivitas di luar ruangan untuk berlindung dari sinar UV. Pemilihan bahan dan warna juga mesti diperhatikan.
"Hindari kain yang longgar atau terbuka, seperti renda. Selain itu, pakaian warna terang menawarkan perlindungan lebih dari warna gelap. Pilih pakaian yang memiliki perlindungan ultraviolet di labelnya," jelas Darma.
Kacamata hitam juga dinilai penting untuk dimiliki. Penggunaan aksesoris itu bertujuan untuk melindungi mata dari sinar UV dan mengurangi risiko katarak.
"Kulit lembut di sekitar mata juga dapat terlindungi dari paparan sinar matahari. Kacamata hitam dapat menghalangi sinar UVA dan UVB untuk memberikan perlindungan terbaik," terang dia.
Diberitakan, Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan memperkirakan suhu panas bakal mencapai 36-37 derajat di beberapa wilayah di Tanah Air.
Terdapat lima penyebab utama suhu panas ini. Pertama, dinamika atmosfer yang tidak biasa hampir di seluruh wilayah Asia termasuk Indonesia. Lalu, gerakan semu matahari yang menambah lonjakan panas dari sebelumnya.
Selain itu, tren pemanasan global dan perubahan iklim yang tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga banyak negara lain.
Kemudian, Indonesia memasuki musim kemarau. Di mana BMKG memprediksi musim kemarau bakal terjadi pada kisaran April sampai September 2023.
Terakhir, karena intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.
(pop/chs)