Polusi udara Jakarta ada di level yang cukup mengkhawatirkan. Polusi udara ini berdampak buruk untuk kesehatan, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia bisa terkena dampak buruk akibat polusi udara.
Bahkan, dampak buruk ini juga bisa menyerang para karyawan yang harus bekerja di kantor. Benar, polusi udara bisa memengaruhi kinerja karyawan yang harus bekerja di dalam gedung perkantoran.
Anda mungkin berpikir, selama berada di dalam ruangan tidak akan terpapar polusi udara. Padahal, menukil Harvard School of Public Health, kualitas udara di dalam kantor juga sangat berpengaruh, apalagi jika polusi sedang ada di level yang mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi yang dilakukan tim peneliti Harvard menemukan bahwa kualitas udara dapat memengaruhi produktivitas karyawan. Kualitas udara ini berdampak signifikan pada fungsi kognitif karyawan. Termasuk respons dan kemampuan untuk fokus.
Studi tersebut dipublikasikan secara online di Environmental Research Letters pada 9 September 2021.
Studi yang dilakukan selama satu tahun ini melibatkan peserta di kantor dari enam negara yang bekerja di berbagai bidang, termasuk teknik, investasi real estate, arsitektur, dan teknologi. Hasilnya ditemukan bahwa peningkatan konsentrasi partikel halus dan tingkat ventilasi yang lebih rendah, diukur menggunakan kadar karbon dioksida dikaitkan dengan waktu respons yang lebih lambat dan akurasi yang berkurang pada serangkaian tes kognitif.
Para peneliti mengamati gangguan fungsi kognitif pada konsentrasi partikel halus dan karbondioksida yang terjadi di lingkungan dalam ruangan.
"Studi kami menambah bukti yang muncul bahwa polusi udara berdampak pada otak. Temuan menunjukkan bahwa peningkatan kadar partikel halus dikaitkan dengan penurunan akut fungsi kognitif. Ini adalah pertama kalinya kami melihat efek jangka pendek di kalangan orang dewasa muda," kata Jose Guillermo Cedeño Laurent, seorang peneliti di Departemen Kesehatan Lingkungan dan penulis utama studi tersebut.
"Studi ini juga menegaskan bagaimana tingkat ventilasi yang rendah berdampak negatif pada fungsi kognitif. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas udara dalam ruangan yang buruk memengaruhi kesehatan dan produktivitas secara signifikan lebih dari yang kita pahami sebelumnya." jelasnya.
Penelitian ini memang dilakukan di negara lain. Namun, polusi udara Jakarta yang tengah terjadi saat ini juga tidak bisa disepelekan. Apalagi, level polusinya juga termasuk buruk.
Melansir ISHN, polusi udara di dalam ruangan mungkin tidak terlihat langsung. Tapi, akibatnya cukup fatal bagi para karyawan yang harus bekerja di kantor. Selain penurunan kognitif dan konsentrasi yang terganggu, dua masalah lain yang bisa terjadi akibat polusi di tempat kerja adalah sebagai berikut:
Selain penurunan fungsi kognitif, karyawan juga dapat mengalami peningkatan sakit kepala dan kelelahan karena polusi udara. Kondisi ini dikenal dengan Sick Building Syndrome (SBS), yakni suatu kondisi yang menyebabkan penyakit yang dipicu oleh buruknya kualitas udara dalam ruangan di dalam gedung tertentu.
SBS terjadi saat di dalam ruangan. Maka, untuk mengetahui kapan Anda menderita SBS harus dicek ketika keluar ruangan. Biasanya gejalanya membaik saat pergi ke luar gedung.
Sick Building Syndrome menyebabkan sakit kepala dan kelelahan, serta gejala seperti flu dan pilek. Akibatnya, karyawan mungkin diminta untuk cuti sakit, mengira mereka masuk angin, hanya untuk merasa lebih baik begitu tiba di rumah.
![]() Ilustrasi lembur |
Kualitas udara dalam ruangan yang buruk juga dapat meningkatkan tingkat stres dan gangguan pada karyawan. Hal ini mengakibatkan produktivitas kerja mereka jadi buruk. Meskipun banyak faktor yang dapat menyebabkan stres di tempat kerja, kualitas udara dalam ruangan yang buruk juga makin memperburuk keadaan.
Kualitas udara buruk ini juga tidak hanya disebabkan oleh polusi udara, tetapi juga pengelolaan suhu dan kelembapan yang buruk.
Kelembaban juga dapat meningkatkan suhu dalam ruangan. Kelembaban yang tinggi dapat memperburuk panas yang berlebihan dan meningkatkan polusi udara, berpotensi menyebabkan jamur menumpuk di sistem ventilasi.
(chs/chs)