Ragam Alasan Lakukan Praktik Ibu Pengganti, Faktor Ekonomi hingga Usia

Advertorial | CNN Indonesia
Senin, 24 Jul 2023 00:00 WIB
Surogasi pada dasarnya merupakan kesepakatan antara pasangan yang 'menyewa' rahim dari seorang wanita.
Jakarta, CNN Indonesia --

Surogasi pada dasarnya merupakan kesepakatan antara pasangan yang 'menyewa' rahim dari seorang wanita. Untuk pemahaman lebih jauh, ada film Indonesia bertema surrogate mother atau ibu pengganti yang bisa menjelaskannya.

Pada praktik ini, pasangan yang ingin memiliki anak dari darah daging sendiri dimungkinkan mendapatkannya melalui ibu pengganti. Namun, apakah surogasi termasuk legal?

Tentang Surrogacy atau Surogasi

Di beberapa negara, surogasi dilakukan oleh pasangan yang ingin memiliki anak kandung tetapi tidak bisa melakukan proses kehamilan dan kelahiran bayi sendiri sehingga menggunakan jasa ibu pengganti.

Praktik surogasi dikenal terbagi menjadi dua jenis, yaitu tradisional dan gestasional. Surogasi tradisional dilakukan dengan menempatkan sperma ke sel telur milik ibu pengganti. Artinya, ada genetik dari ibu pengganti pada anak yang dilahirkan nanti.

Sedangkan surogasi gestasional artinya 'meminjam' rahim dari ibu pengganti. Sperma dan sel telur milik pasangan terkait dibuahi di laboratorium, lalu embrio dari pembuahan itu dimasukkan ke dalam rahim ibu pengganti. Jadi, ibu pengganti tidak memiliki keterkaitan genetik dengan bayinya.

Kenapa Praktik Surogasi Dilakukan?

Ada beberapa alasan yang mendorong pasangan untuk menyewa rahim orang lain, antara lain seperti berikut.

  • Memiliki kondisi medis tertentu yang berisiko jika ibu hamil.
  • Umur wanita yang tidak memungkinkan secara fisik untuk mengandung dan melahirkan.
  • Tidak ingin meninggalkan pekerjaan karena mengandung dan melahirkan.
  • Tidak ingin penampilan fisik berubah karena mengandung dan melahirkan.
  • Orientasi seksual.

Selain beberapa alasan itu, faktor ekonomi juga turut mendorong praktik surogasi ini. Untuk memenuhi rasa penasaran terkait praktik surogasi, ada film Indonesia bertema surrogate mother atau ibu pengganti yang akan memberi gambaran mengenai orang-orang yang melakukan surogasi dan alasannya.

Salah satu negara yang terkenal dengan praktik surogasi ini adalah Ukraina. Negara di Eropa Timur ini cukup longgar mengenai aturan surogasi. Bisnis 'sewa rahim' di Ukraina bahkan disahkan oleh pemerintah pada 2002 silam.

Ukraina termasuk negara miskin di kawasan Eropa. Berdasarkan laporan Country Economy, pendapatan per kapita di negara ini adalah US$3.724. Situasi ekonomi diduga menjadi alasan banyak wanita Ukraina yang bersedia menjadi ibu pengganti.

Pasalnya, bayaran untuk ibu pengganti di Ukraina bisa mencapai ratusan juta, berkali-kali lipat dari rata-rata upah di sana.

Sementara, di Indonesia ada seorang wanita asal Jawa Barat yang telah terlibat dalam praktik surogasi. Melalui agensi luar negeri, wanita ini menjadi ibu pengganti dan menerima pembayaran sekitar US$50 ribu untuk setiap kehamilan.

Dari praktik surogasi, wanita tersebut dapat menghasilkan hingga Rp750 juta setiap kali melakukan kehamilan surogasi.

Adapun tarif 'sewa rahim' di negara-negara lain yang melegalkan praktik ini adalah bervariasi. Sebuah organisasi surogasi nirlaba, Families Through Surrogacy merilis tarif rata-rata 'sewa rahim' di beberapa negara yang telah menetapkan praktik surogasi sebagai langkah legal.

Amerika Serikat - US$100 ribu (Rp1,4 miliar)

Ukraina - US$49.950 (Rp713 juta)

Meksiko - US$45 ribu (Rp642 juta)

Georgia - US$49.950 (Rp713 juta)

Thailand - US$52 ribu (Rp742 juta)

India - US$47.350 (Rp676 juta)

Proses surogasi legal memang bisa sangat mahal, tergantung dari peraturan di tiap-tiap negara. Selain itu, kebanyakan negara yang melegalkan surogasi juga memberlakukan peraturan yang sangat ketat.

Misalnya di Amerika Serikat, di mana praktik ini hanya boleh dilakukan oleh warga negara Amerika saja. Thailand dan India juga membatasi praktik surogasi hanya untuk pasangan dari negara asal.

Menjadi ibu pengganti memang bisa mendapatkan bayaran yang mahal, tetapi ada banyak risiko dan berbagai konsekuensi yang harus benar-benar dipikirkan.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER