Masalah memompa ASI ini bukan hanya perkara ruangan dan jam kerja. Bagi Citra (32) masalah yang harus dihadapi justru saat harus melakukan perjalanan dinas.
Tuntutan pekerjaan di perusahaan tempat dia bekerja saat ini mengharuskan ibu dua anak itu sering dinas luar kota. Terkadang, Citra bisa dinas ke luar kota meninggalkan kedua anaknya hingga empat sampai lima hari kerja.
"Kalau mau perjalanan dinas itu aku harus prepare banyak. Aku harus pumping, nyari hotel yang bisa ada kulkas di kamar, pindah tempat, nyari lagi. Jadi ada banyak tambahan perintilan yang harus disiapkan," kata Citra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Citra juga mengaku sering tidak enak terhadap rekan kerjanya, sebab dia jadi sering izin untuk pumping, minimal tiga jam sekali.
"Lebih tidak enak, walau di tempat aku welcome semua. Cuma karena harus izin dua atau tiga jam sekali, jadi tidak enak juga dan kerjaan aku jadi terbengkalai," kata dia.
Perkara ruang laktasi di gedung kantornya, ada dan memang cukup nyaman. Dia sendiri tidak merasa bermasalah dengan ruang laktasi yang mudah diakses dengan fasilitas yang cukup lengkap.
"Di kantor aku tuh sangat support ibu menyusui, di setiap lantai itu ada ruang pumpingnya. Bersih dan nyaman," kata dia.
![]() |
Menyusui bukan cuma perkara mengeluarkan air susu dan diminum oleh bayi. Menyusui adalah persoalan memberi kehidupan pada anak-anak, memberi kehidupan terbaik melalui asupan gizi dan nutrisi yang terkandung di dalam ASI.
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar mengatakan menyusui harus didukung semua pihak, termasuk perusahaan. Pasalnya, saat ini banyak juga ibu yang baru melahirkan dan memilih tetap bekerja.
"Menyusui perlu didukung, dilindungi, dan dipromosikan semua pihak, termasuk perusahaan," kata Nia.
Lagi pula, menyusui juga memberi manfaat yang cukup besar bukan hanya pada ibu dan anak, tapi juga perusahaan tempat para ibu ini bekerja. Kata Nia, perusahaan yang mendukung penuh pemberian ASI bisa meminimalisir jumlah karyawati yang izin tidak bekerja karena merawat anak sakit.
"Kalau ASI terpenuhi, anak rata-rata lebih sehat, makanya ibu jadi jarang izin tidak masuk kerja. Produktivitas meningkat, pendapatan perusahaan tentu tidak terganggu," katanya.
Selain itu, karyawati yang menyusui mendapat efek positif dari sisi kesehatan maupun psikologisnya. Hal ini akan berdampak pula pada kinerja karyawati tersebut di perusahaan.
"Oleh karena itu, mendukung dengan salah satunya menyediakan ruang laktasi yang layak jadi modal penting perusahaan. Berikan ibu apa yang mereka butuhkan, maka mereka akan memberikan apa yang menjadi kewajibannya untuk perusahaan," katanya.
(pua)