BPJS PBI Jadi Jaminan Kesehatan bagi Warga Tak Mampu

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Kamis, 31 Agu 2023 19:45 WIB
Ilustrasi. Agus, pria asal Pangandaran bisa menjalani operasi pemasangan pen gratis dengan BPJS PBI (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

"Saya miskin, tapi bukan berarti saya tak boleh sehat"

Kalimat itu lantang keluar dari mulut Agus (62) yang sudah hampir dua bulan lalu baru saja selesai menjalani operasi pemasangan pen di kaki kanannya.

Kaki kanannya remuk akibat jatuh dari pohon durian beberapa waktu lalu. Kala itu, Agus kebingungan lantaran tak memiliki cukup dana untuk membayar biaya operasi yang cukup besar yakni sekitar Rp34 juta.

Biayanya memang mahal. Maklum saja, kecelakaan yang dialami Agus cukup parah. Di hari naas itu, dia jatuh saat hendak memotong ranting di pohon durian milik tetangga yang dianggap mengganggu.

Sialnya, saat dia berhasil memotong ranting yang lumayan besar itu, tubuhnya oleng dan ikut jatuh, hingga kakinya tertimpa reruntuhan ranting yang dipotong.

Akibatnya, kaki kanan Agus pun cedera parah. Tulangnya remuk akibat terhantam batang pohon yang cukup keras dan besar.

"Waktu dibawa ke rumah sakit, sudah bingung banget. Mana ada saya uang buat berobat. Untuk makan sehari-hari saja sudah ngap-ngapan," kata Agus bercerita kepada CNNIndonesia.com.

Agus, warga Padaherang, Kabupaten Pangandaran yang hidup sebatang kara di usia tua setelah dua tahun lalu istrinya meninggal dunia.

Agus memang tidak memiliki anak. Jadi setelah istrinya meninggal, dia hanya hidup sendiri di rumah bilik miliknya yang telah ditempati bersama mendiang istri berpuluh-puluh tahun lalu.

Sehari-harinya, Agus hanya bekerja sebagai buruh kasar. Dia sering membantu tetangga yang membutuhkan jasa dan tenaganya. Mulai dari ngarit-mengambil rumput untuk pakan kambing, hingga membersihkan area perkebunan dan sawah.

"Ya kan kerja serabutan. Terus kecelakaan begini berobatnya bagaimana. Waktu itu mikir kenapa gak langsung mati saja," kata Agus dengan nada sedih.

Operasi tanpa biaya

Ilustrasi. Dengan BPJS PBI Agus bisa menjalani operasi pemasangan pen pasca kecelakaan secara gratis. (iStock/Gumpanat)

Dilalahnya, Agus yang ke rumah sakit dibantu oleh beberapa tetangganya memang sempat tertahan di UGD karena terbentur biaya. Untungnya, ada seorang suster yang datang dan bertanya soal kepesertaan BPJS yang mungkin diikuti Agus.

Suster itu menjelaskan, jika Agus terdaftar sebagai peserta BPJS, maka semua biaya operasi dan perawatan akan ditanggung. Agus hanya perlu bersiap tanpa memikirkan biaya apapun.

"Ada suster datang, nanya ada BPJS gak. Kalau ada bisa pakai BPJS soalnya ini kecelakaan jatuh dari pohon, bukan kecelakaan tunggal kendaraan," kata dia memulai cerita.

Agus kemudian meminta tetangganya untuk kembali ke rumah dan mengambil kartu BPJS atau JKN yang dimilikinya. Ternyata, Agus sudah hampir enam tahun didaftarkan kepala desanya untuk ikut program JKN bagi warga tidak mampu.

Kartu itu memang tidak pernah Agus gunakan. Dia juga tidak membayar iuran karena sebagai warga tidak mampu, semua telah ditanggung negara.

Setelah semua proses dilakukan, Agus langsung dipersiapkan untuk menjalankan operasi pemasangan pen. Saat ini, Agus masih harus rutin kontrol ke rumah sakit untuk memantau perkembangan kakinya.

Dari mulai operasi hingga kontrol, Agus mengaku tak pernah dibebankan biaya apapun. Semuanya benar-benar gratis.

Prosesnya pun menurut Agus terbilang mudah. Dia sama sekali tak menerima perlakukan berbeda di rumah sakit meskipun membayar menggunakan JKN atau BPJS.

"Engga sih, sejauh ini gak pernah dibedakan. Saya merasa dilayani biasa saja, tidak pernah dijudesin," kata dia.

BPJS untuk warga tak mampu

Ilustrasi. BPJS PBI diperuntukkan bagi warga tidak mampu. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

BPJS memang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia. Termasuk masyarakat tidak mampu yang tidak bisa membayar iuran per bulannya.

Mereka yang masuk kategori tidak mampu ini harus terdaftar sebagai warga miskin di Dinas sosial setempat.

Dari data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, per Oktober 2022 jumlah peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memang mengalami peningkatan, menjadi 246.464.342 jiwa atau kurang lebih 89,35% dari seluruh penduduk Indonesia.

Dari jumlah ini, untuk peserta di segmen PBI atau penerima bantuan iuran, total sebanyak 150,37 juta jiwa yang terdiri dari 111,75 juta jiwa penduduk miskin pada segmen PBI APBN dan 36,62 juta jiwa penduduk miskin di segmen PBI APBD.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti juga menyebut saat ini banyak orang miskin atau kurang mampu yang bisa mengakses fasilitas kesehatan melalui skema BPJS lebih mudah.

Bahkan kata dia, banyak juga peserta PBI yang menggunakan BPJS untuk penyakit berat, salah satunya operasi jantung.

"Peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) memakainya lebih banyak, termasuk operasi jantung," kata dia beberapa waktu lalu.

"Jadi kesadaran masyarakat tidak mampu itu jauh lebih bagus. Jadi PBI itu intinya banyak yang mulai sadar dan memanfaatkan haknya. Kalau dulu banyak orang jual rumah, jual ini untuk biaya kesehatan, sekarang sudah jarang (jual) untuk bayar sakit," jelasnya.

(tst/pua)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK