HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA

3 Masalah Mental yang Menghantui Ibu Setelah Melahirkan

CNN Indonesia
Selasa, 10 Okt 2023 10:01 WIB
Pasca-persalinan adalah momen rentan bagi seorang ibu. Berbagai masalah mental bisa mengancam ibu, mulai dari baby blues hingga psikosis postpartum.
Ilustrasi. Ada beberapa masalah mental yang mengancam ibu setelah melahirkan. (iStockphoto/SolStock)

2. Depresi postpartum

Depresi postpartum bisa muncul setelah baby blues yang tak tertangani. Jenis gangguan mental ini tergolong sedang dan bisa dialami para ibu selama kurang lebih satu tahun.

Gangguan ini memiliki gejala yang mirip dengan baby blues, tapi dalam tingkatan yang sedikit lebih parah. Kondisi ini juga bisa muncul karena ibu kurang mendapat dukungan dari keluarga dan orang di sekitarnya.

Bahkan pada kasus yang lebih parah, ibu bisa memiliki pikiran untuk membunuh anaknya sendiri. Mereka bisa merasa sangat terganggu dan tidak berharga sebagai ibu hingga berpikir untuk mengakhiri peran itu dengan menghilangkan anaknya sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penanganan serius diperlukan untuk ibu yang mengalami gejala ini dan juga perlu dukungan dari seluruh keluarga untuk para ibu ini," kata dia.

3. Psikosis postpartum

Pada tahap ini, ibu yang baru melahirkan sudah masuk dalam tahap gangguan jiwa serius. Gangguan jiwa ini bisa sangat berbahaya. Bukan cuma untuk ibu, tapi juga si kecil.

Kondisi ini bisa muncul pada tiga bulan pertama setelah melahirkan. Gejalanya sebagian besar mirip dengan baby blues dan depresi postpartum.

Tapi, pada tahap ini ibu juga bisa mengalami halusinasi yang membahayakan hingga merasa mendengar bisikan untuk menyakiti bayi.

Pada titik ini, ibu juga bisa berhalusinasi yang cukup parah. Misalnya, melihat bayi dalam wujud lain yang harus dibasmi atau dibunuh.

Para ibu yang mengalami gejala ini harus menerima perawatan sesegera mungkin. Pada kondisi yang sangat parah, ibu mungkin harus dirawat dan mengonsumsi obat antidepresan untuk menstabilkan suasana hatinya.

"Semua masalah mental ini juga bisa saling terkait dan tumpang tindih atau depresi yang lain mengikuti yang lainnya. Memang sebaiknya dilakukan pemeriksaan oleh ahli untuk menghindari self diagnosis dan menerima penanganan yang tepat," kata Kanti.

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER