HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA

3 Kelompok Paling Rentan Mengalami Depresi Pasca-Melahirkan

CNN Indonesia
Selasa, 10 Okt 2023 15:00 WIB
Ilustrasi. Berikut ini 3 kelompok paling rentan mengalami depresi pasca-melahirkan. (iStockphoto/SolStock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Baby blues dan postpartum depression merupakan kondisi kesehatan mental yang bisa dialami oleh ibu pasca-melahirkan. Meski demikian, Psikolog klinis di Brawijaya Hospital, Nuran Abdat menyebut ada tiga kelompok paling rentan mengalami depresi pasca-melahirkan.

"Siapa saja memang rentan terkena masalah mental setelah melahirkan. Tapi yang paling rentan ada di tiga kelompok ini," kata Nuran saat dihubungi CNNIndonesia.com baru-baru ini.

Psikolog klinis dari Ohana Space, Kantiana Taslim menyebut semua ibu yang melalui proses persalinan memang berisiko mengalami depresi setelah melahirkan. Setiap ibu memiliki gejala yang berbeda-beda.

"Semua berisiko, tidak ada kecuali. Tapi semua juga tetap kembali lagi ke faktor pendukung dan pemantik masalah mental ini. Dan harus diingat gejala setiap orang juga pasti berbeda-beda," kata Kantiana.

Menurut Kantiana, kondisi mental yang terganggu setelah memiliki momongan ini juga bisa dialami oleh ayah.

Meskipun ayah tidak mengalami langsung proses mengandung dan melahirkan, tapi peran baru yang harus diampunya bisa membuat kewalahan. Ayah juga bisa mengalami stres sehingga memunculkan gangguan mental pada diri mereka.

Oleh karena itu, sangat penting melakukan berbagai langkah pencegahan, agar ibu dan ayah yang baru saja memiliki anak tidak mengalami masalah gangguan mental apapun.

"Semua harus dicegah jauh-jauh hari. Bahkan pencegahan harus dilakukan sebelum proses persalinan. Keduanya harus mempersiapkan diri dan lingkungan yang mendukung baik untuk ayah maupun ibu," katanya.

Kelompok paling rentan mengalami depresi pasca-melahirkan

Berikut ini tiga kelompok ibu yang paling rentan mengalami depresi pasca-melahirkan:

1. Memiliki kondisi mental yang tidak stabil

Perempuan yang pernah didiagnosa memiliki masalah mental tertentu atau pernah mengalami depresi sangat rentan mengalami postpartum depression dan masalah mental lain setelah melahirkan.

"Intinya ada kondisi psikologis yang sudah terbawa oleh dirinya itu jauh sebelum mengandung dan melahirkan. Mereka yang seperti ini sangat rentan mengalami gangguan mental setelah melahirkan," kata Nuran.

Oleh karena itu sangat penting terbuka terkait masalah mental yang pernah dialami dan berusaha untuk menghadapinya. Hal ini agar ketika hamil dan melahirkan tidak akan menjadi faktor penunjang munculnya gangguan mental baru.

"Kalau jujur maka akan tahu bahwa Anda butuh dukungan, Anda harus terbuka agar apa yang pernah dialami tidak memicu permasalahan lain setelah melahirkan," kata dia.

2. Mereka yang memiliki relasi buruk dengan pasangan

Memiliki hubungan yang baik dengan suami di masa-masa kehamilan dan setelah kehamilan sangat penting. Keduanya harus berkomunikasi dengan baik, tidak saling menyimpan rahasia.
Jangan sampai terjadi dinamika disfungsional dalam hubungan di masa kehamilan hingga melahirkan.

"Jangan sampai hubungan pernikahan justru memancing stres yang banyak. Resolusi konflik sangat penting dalam hubungan pernikahan. Jangan sampai kedua belah pihak tegang, menyimpan rahasia dan kurang berkomunikasi," kata dia.

"Ingat kunci bumil (ibu hamil) dan ibu setelah melahirkan bahagia adalah hubungan yang harmonis dan baik-baik saja," kata dia.

3. Dinamika dengan keluarga dan orang sekitar

Memang bukan hal yang mudah mengontrol pikiran dan ucapan orang lain. Biasanya, pemicu wanita mengalami depresi setelah melahirkan adalah omongan dari keluarga dan orang lain.

Hal ini memang tidak bisa diselesaikan oleh kedua pihak. Tapi cobalah untuk tidak mendengarkan ucapan-ucapan negatif dari pihak-pihak yang tidak pernah bisa Anda kontrol, seperti keluarga dan tetangga.

"Fokus saja ke anak. Ingat tim untuk membesarkan anak itu hanya kamu, suami, anak dan Tuhan. Tetangga itu bukan siapa-siapa. Maka kalau mereka mengatakan hal di luar nalar, lupakan. Jangan pernah didengarkan," kata dia.



(tst/pua)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK