Baru-baru ini industri aviasi Indonesia dihebohkan dengan kemunculan maskapai penerbangan baru, BBN Airlines Indonesia yang awalnya hadir dengan nama BlueBird Nordic (BBN) Indonesia.
Namanya sendiri sedikit mengecoh masyarakat karena kemiripannya dengan brand salah satu taksi di Indonesia. Padahal, kedua perusahaan tersebut tak memiliki kaitan apa-apa.
BBN Airlines merupakan bagian dari Avia Solutions dan resmi beroperasi sejak Jumat (27/9/2024) lalu.
Maskapai penerbangan ini didirikan di Jakarta pada Agustus 2022 dan perusahaan induknya, Avia Solutions, merupakan penyedia layanan Aircraft, Crew, Maintenance, dan Insurance (ACMI) yang berkantor pusat di Dublin, Irlandia.
Avia Solutions Group memiliki 199 armada pesawat terbang yang tersebar di seluruh dunia. Selain ACMI, mereka memiliki layanan jasa penerbangan, termasuk Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO), pelatihan pilot dan kru, ground handling, dan layanan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan berita penyanderaan pilot pesawat Susi Air, hingga tuntutan pembebasan pilot tersebut ramai diperbincangkan di media sosial.
Namun, siapakah pemilik Susi Air sebenarnya? Ialah Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti, pendiri sekaligus pemilik PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air) yang berdiri sejak 2004 di Medan, Sumatera Utara.
Maskapai ini melakukan penerbangan perdana pada 27 Desember 2004 sebagai pesawat bantuan ketika gempa bumi dan tsunami melanda Aceh kala itu. Baru pada tahun 2006, Susi Air mengembangkan bisnis dengan membuat jadwal penerbangan domestik yang berbasis di Medan.
Saat ini, maskapai tersebut telah memiliki 49 unit pesawat yang 2 di antaranya adalah helikopter, 32 pesawat dengan model Cessna Grand Caravan C208B, 9 Pilatus PC-6 Turbo Porter, 3 Plaggio P180 Avanti II, 1 Air Tractor AT802 "Fuel Hauler", 1 Piper Archer PA-28, dan 1 LET 410.
Mereka juga memiliki 150 hingga 255 penerbangan setiap harinya yang melayani 196 rute domestik.
Maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan ini memiliki 202 armada dan usia rata-ratanya di bawah 5 tahun.
Ada pun Garuda Indonesia sebagai mainbrand mengoperasikan 144 pesawat. Sebanyak 58 armada lainnya dioperasikan oleh Citilink (PT Citilink Indonesia) yang merupakan anak perusahaan dari GIAA.
Garuda Indonesia juga termasuk sebagai anggota aliansi SkyTeam. Hal ini membuat Garuda Indonesia terhubung dengan sistem 19 maskapai anggota lainnya dan dapat melayani penumpang menuju lebih ke 1.052 destinasi di 177 negara di seluruh dunia.
Selain GIAA, BUMN juga mempunyai maskapai penerbangan lain, seperti Pelita Air Service (PAS), anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero).