Merasa Sakit Tapi Hasil Pemeriksaan Sehat? Hati-hati Psikosomatik
Pernah merasa tubuh lemas, mual berkepanjangan, sulit tidur, atau jantung berdebar-debar, namun hasil pemeriksaan medis mengatakan semuanya normal?
Jangan buru-buru menyimpulkan Anda baik-baik saja. Bisa jadi, keluhan fisik tersebut bukan berasal dari tubuh semata, melainkan dari pikiran yang lelah dan penuh tekanan. Kondisi ini dikenal dengan nama penyakit psikosomatik.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan psikosomatik dan paliatif medik di Bethsaida Hospital Gading Serpong, Mudjaddid mengatakan, psikosomatik adalah kondisi medis yang nyata namun sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis dan emosional.
"Bukan berarti pasien berpura-pura sakit, tapi emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau trauma masa lalu dapat 'menyamar' menjadi gejala fisik di berbagai organ tubuh," jelas Mudjaddid dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7).
Dalam dunia medis, psikosomatik dianggap sebagai jembatan antara kesehatan mental dan fisik. Emosi yang tidak tersalurkan dengan baik dapat memengaruhi kerja sistem saraf, hormon, hingga kekebalan tubuh.
Akibatnya, pasien merasakan berbagai gejala fisik yang sulit dijelaskan oleh diagnosa medis biasa.
Gejala yang dialami bisa berpindah-pindah dan sering kali membingungkan, mulai dari nyeri lambung, pusing, tubuh lemas, hingga jantung berdebar.
"Uniknya, keluhan ini bisa muncul silih berganti tanpa pola yang jelas, membuat pasien merasa semakin frustrasi karena merasa sakit, namun tak kunjung mendapat penjelasan medis yang pasti," kata dia.
Satu hal penting yang perlu dipahami, psikosomatik bukan penyakit rekaan. Kondisi ini benar-benar membuat pasien merasa tidak nyaman secara fisik, meski hasil laboratorium dan radiologi menunjukkan tubuh dalam keadaan normal.
Karena itu, pendekatan yang dibutuhkan bukan hanya dari sisi medis, tapi juga psikologis.
"Pendekatan holistik sangat diperlukan. Tidak cukup hanya mengobati keluhan fisik, tapi juga harus menyentuh aspek emosional dan psikologis pasien," tambah Mudjaddid.
Penanganan penyakit psikosomatik biasanya melibatkan kombinasi antara terapi psikologis, meditasi atau relaksasi, perubahan gaya hidup, dan bila perlu, pengobatan untuk meredakan gejala fisik.
(tis/asr)