Misteri Bandara Termahal tapi Tak Ada Aktivitas Pesawat Komersial

CNN Indonesia
Rabu, 30 Jul 2025 15:00 WIB
New Gwadar International Airport di Pakistan. (Arsip Kementerian Penerbangan Pakistan via Detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tanpa satu pun penumpang atau pesawat komersial, bandara terbaru dan termahal Pakistan, Bandara Internasional New Gwadar, masih menjadi misteri. Dibiayai sepenuhnya oleh China senilai US$240 juta atau sekitar Rp3,9 triliun, belum ada kepastian kapan bandara ini akan beroperasi.

Bandara ini, yang terletak di kota pesisir Gwadar dan selesai pada Oktober 2024, sangat kontras dengan Provinsi Balochistan di sekitarnya yang miskin dan penuh gejolak di barat daya Pakistan.

Selama satu dekade terakhir, China telah mengucurkan dana ke Balochistan dan Gwadar sebagai bagian dari proyek bernilai miliaran dolar yang menghubungkan Provinsi Xinjiang di China barat dengan Laut Arab. Proyek ini dikenal sebagai Koridor Ekonomi China-Pakistan atau CPEC.

Otoritas Pakistan memuji proyek ini sebagai transformatif, namun sedikit bukti perubahan terlihat di Gwadar. Kota ini tidak terhubung ke jaringan listrik nasional, pasokan listrik berasal dari negara tetangga Iran atau panel surya, dan tidak memiliki cukup air bersih.

Bandara dengan kapasitas 400.000 penumpang jelas bukan prioritas bagi 90.000 penduduk kota ini.

"Bandara ini bukan untuk Pakistan atau Gwadar," kata Azeem Khalid, pakar hubungan internasional yang berspesialisasi dalam hubungan Pakistan-China," seperti dilansir Independent. "Ini untuk China, agar mereka memiliki akses aman bagi warga negara mereka ke Gwadar dan Balochistan," imbuhnya.

CPEC Picu Ketegangan dan Kekerasan Separatis

CPEC telah mengkatalisasi pemberontakan yang berlangsung puluhan tahun di Balochistan, provinsi yang kaya sumber daya dan berlokasi strategis. Kelompok separatis, yang merasa dirugikan oleh eksploitasi negara atas biaya penduduk lokal, berjuang untuk kemerdekaan, menargetkan baik pasukan Pakistan maupun pekerja China di provinsi itu dan di tempat lain.

Anggota etnis minoritas Baloch Pakistan mengatakan mereka menghadapi diskriminasi oleh pemerintah dan ditolak kesempatan yang tersedia di tempat lain di negara itu, tuduhan yang dibantah pemerintah.

Pakistan, yang ingin melindungi investasi China, telah meningkatkan kehadiran militernya di Gwadar untuk memerangi perbedaan pendapat. Kota ini adalah kumpulan pos pemeriksaan, kawat berduri, pasukan, barikade, dan menara pengawas.

Jalan-jalan sering ditutup kapan saja, beberapa hari dalam seminggu, untuk memungkinkan perjalanan aman bagi pekerja China dan VIP Pakistan.

Petugas intelijen memantau jurnalis yang mengunjungi Gwadar. Pasar ikan kota dianggap terlalu sensitif untuk diliput. Banyak penduduk lokal merasa sangat tegang.

"Dulu tidak ada yang bertanya ke mana kami pergi, apa yang kami lakukan, dan siapa nama Anda," kata Khuda Bakhsh Hashim, 76 tahun, penduduk asli Gwadar. "Kami dulu menikmati piknik semalaman di pegunungan atau daerah pedesaan," sambungnya.

"Kami diminta untuk membuktikan identitas kami, siapa kami, dari mana kami berasal," tutur dia. "Kami adalah penduduk. Mereka yang bertanya harus mengidentifikasi diri mereka sendiri siapa mereka," tambahnya.

Bandara untuk Pekerja dari China


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :