Benarkah Cacing Bisa Keluar Lewat Muntah dan BAB? Ini Jawaban Dokter
Bayangkan, kamu sedang buang air besar atau muntah, lalu melihat sesuatu bergerak dan ternyata itu cacing.
Kedengarannya mengerikan, namun faktanya memang demikian. Dalam kasus infeksi yang berat, cacing bisa keluar lewat muntah atau tinja.
Menurut dokter spesialis gizi klinis Johannes Chandrawinata, kondisi ini bisa terjadi jika jumlah cacing dalam tubuh sangat banyak dan sudah memenuhi saluran cerna.
"Bila infeksinya berat sekali dan ada banyak cacing di usus, maka dapat terjadi muntah dan buang air besar yang mengandung cacing," jelasnya kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi, Kamis (31/7).
Meski terdengar seperti aneh dan mengerikan, infeksi cacing masih cukup umum terjadi, terutama di wilayah dengan sanitasi yang kurang memadai. Kebiasaan makan juga bisa meningkatkan risiko terinfeksi cacing.
"Sering makan sayuran mentah, makan di tempat yang kurang higienis, atau mengonsumsi daging yang kurang matang bisa meningkatkan risiko. Karena itu, sebaiknya tetap minum obat cacing sedikitnya satu kali per tahun," ujar Johannes.
Infeksi cacing tidak hanya menimbulkan gangguan pencernaan. Dalam jangka panjang, cacing bisa menyerap nutrisi penting dari tubuh inangnya, menyebabkan anemia, kelelahan, gangguan tumbuh kembang pada anak, hingga menurunkan produktivitas orang dewasa.
Cegah dengan kebiasaan sehari-hari
Beruntung, infeksi cacing bisa dicegah dengan cara yang cukup sederhana. Kuncinya ada pada kebersihan.
Berikut beberapa langkah pencegahan infeksi cacing menurut Johannes:
- cuci tangan secara teratur, terutama setelah dari toilet, sebelum makan, dan setelah bermain di luar rumah;
- masak makanan hingga benar-benar matang, terutama daging dan ikan;
- minum air matang yang tidak terkontaminasi;
- jaga kebersihan lingkungan dan sanitasi rumah;
- ajari anak-anak untuk tidak memasukkan jari ke dalam mulut.
Pemberian obat anti-cacing secara berkala juga telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan beban kesehatan akibat infeksi cacing, terutama di kelompok risiko tinggi. Oleh karena itu, pengobatan pencegahan atau mass deworming sering dianjurkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam panduan tahun 2023 menyarankan terapi pencegahan satu kali per tahun, khususnya di daerah dengan tingkat infeksi tinggi. Bahkan, jika angka infeksi melebihi 20 persen, terapi bisa dilakukan dua kali dalam setahun.
"Obat yang digunakan umumnya adalah albendazole 400 mg atau mebendazole 500 mg dalam dosis tunggal," kata dia.
Namun, pengobatan ini tidak bisa berdiri sendiri. Untuk menghapus infeksi cacing dari masyarakat secara menyeluruh, pendekatan yang komprehensif sangat dibutuhkan, termasuk perbaikan suplai air bersih, sanitasi, serta edukasi kebersihan.
"Tetap harus perbaiki juga lingkungannya agar pengobatannya tidak sia-sia," kata dia.
(tis/asr)