Penyanyi dan aktor Justin Timberlake baru-baru ini membeberkan kondisi kesehatan yang sempat membuatnya hampir membatalkan tur dunia.
Melalui sebuah unggahan di Instagram, Timberlake menyampaikan bahwa dirinya didiagnosis Lyme disease, penyakit yang selama ini diam-diam menggerogoti tubuhnya.
"Di antara hal-hal lain, saya telah berjuang melawan beberapa masalah kesehatan dan didiagnosis dengan Lyme disease," tulisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak mengatakannya agar Anda merasa kasihan, tetapi untuk memberikan sedikit pencerahan tentang apa yang telah saya hadapi di balik layar," jelasnya.
Mengutip NHS, Lyme disease adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu yang telah terinfeksi. Di Amerika Utara, penyakit ini umumnya disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi, yang dibawa oleh kutu kaki hitam atau deer tick. Di Eropa, penyebabnya bisa berasal dari jenis Borrelia lainnya.
Kutu ini biasanya hidup di area hutan, semak, atau padang rumput yang lembap, dan kerap aktif di musim semi, panas, hingga awal gugur.
Karena ukurannya sangat kecil, terutama saat masih muda, gigitan kutu sering kali tidak disadari oleh korbannya.
Jika tidak segera dikenali dan diobati, infeksi ini bisa menyebar ke berbagai organ, mulai dari kulit, sendi, hingga sistem saraf dan jantung.
![]() |
Mengutip Mayo Clinic, gejala Lyme disease berkembang secara bertahap, mulai dari tahap awal hingga lanjut.
Tahap 1, penyakit lokal awal (3-30 hari setelah gigitan):
- ruam khas di area gigitan berbentuk bulat atau oval, sering kali menyerupai target atau bull's-eye,
- demam dan menggigil,
- kelelahan ekstrem,
- sakit kepala,
- nyeri otot dan sendi,
- pembengkakan kelenjar getah bening.
Namun, tidak semua penderita menunjukkan ruam, sehingga pada tahap ini banyak kasus yang terabaikan.
Tahap 2, penyakit tersebar awal (3-10 minggu setelah gigitan):
- ruam menyebar ke bagian tubuh lain,
- nyeri atau kekakuan leher,
- kelumpuhan wajah (Bell's palsy),
- gangguan irama jantung,
- nyeri dan mati rasa di tangan atau kaki,
- gangguan penglihatan akibat peradangan pada saraf mata.
Tahap ini menunjukkan bahwa infeksi mulai menyebar melalui aliran darah.
Tahap 3, penyakit tersebar lanjut (2-12 bulan setelah gigitan):
- radang sendi kronis, terutama pada lutut,
- kambuhnya nyeri dan kekakuan sendi,
- masalah neurologis berkepanjangan,
- di Eropa, bisa terjadi perubahan kulit kronis yang disebut acrodermatitis chronica atrophicans.
Risiko tertular Lyme disease meningkat bila Anda:
- Sering beraktivitas di alam terbuka seperti hutan atau padang rumput.
- Tinggal atau berkunjung ke wilayah endemis seperti Amerika Utara bagian timur dan tengah, serta sebagian Eropa.
- Tidak segera mengangkat kutu dari kulit (dalam 24 jam pertama infeksi masih bisa dicegah).
Jika tidak ditangani, infeksi bisa berkembang menjadi gangguan autoimun, nyeri kronis, bahkan gangguan kognitif. Beberapa penderita mengalami kondisi yang disebut post-treatment Lyme disease syndrome (PTLDS), yakni gejala-gejala yang bertahan meski pengobatan sudah selesai. Gejalanya bisa berupa berikut:
- kelelahan kronis
- nyeri sendi atau otot
- masalah daya ingat dan konsentrasi.
Satu hal yang menyulitkan diagnosis Lyme disease adalah karena gejalanya menyerupai flu atau gangguan lain yang umum. Itulah sebabnya banyak orang, termasuk Justin Timberlake, tidak menyadari kondisinya hingga gejalanya berkembang semakin parah.
Untungnya, jika terdeteksi sejak awal, penyakit ini bisa disembuhkan dengan antibiotik oral. Namun dalam kasus yang lebih lanjut, pengobatan bisa memerlukan antibiotik intravena dan pemulihan yang lebih lama.
(tis/asr)