Alzheimer jadi salah satu penyakit kronis yang mengancam usia lanjut usia (lansia). Namun, Alzheimer memiliki faktor risiko yang bisa ditekan sejak dini.
Lantas, bagaimana cara menurunkan risiko Alzheimer?
Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang disebabkan oleh penumpukan protein dalam bentuk plak amiloid di otak. Mengutip laman Mayo Clinic, kondisi ini menyebabkan sel-sel otak mati seiring waktu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mudah lupa jadi salah satu gejala awal Alzheimer. Seiring waktu, penyakit ini bisa membuat seseorang mengalami kehilangan ingatan yang serius dan memengaruhi kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari.
Tak ada obat untuk penyakit Alzheimer. Obat-obatan hanya hadir untuk meringankan gejala atau memperlambat penurunan fungsi otak.
Pada stadium lanjut, hilangnya fungsi otak dapat memicu dehidrasi, gizi buruk, hingga infeksi.
Studi menunjukkan, penyakit Alzheimer tidak dapat dicegah, namun setiap orang bisa menurunkan risikonya. Caranya adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
Merangkum berbagai sumber, berikut beberapa cara menurunkan risiko Alzheimer yang bisa dilakukan sejak usia muda.
Mengutip laman Alzheimer Association, faktor risiko Alzheimer sama seperti faktor yang dapat memicu penyakit kardiovaskular. Mulai dari tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi, kesemuanya dapat memicu Alzheimer.
Sebuah studi menunjukkan, 80 persen orang dengan Alzheimer juga mengidap penyakit kardiovaskular.
![]() |
Olahraga teratur dapat jadi strategi untuk menurunkan risiko Alzheimer dan demensia vaskular.
Olahraga bermanfaat bagi sel-sel otak dengan meningkatkan aliran darah dan oksigen di otak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan setiap orang dewasa untuk berolahraga intensitas sedang setidaknya 150 menit setiap pekan.
Bukti terkini menunjukkan, pola makan sehat untuk jantung juga dapat melindungi otak. Misalnya saja, diet DASH dan Mediterania yang telah ditemukan dapat menurunkan risiko Alzheimer.
Diet DASH menekankan pada konsumsi sayur, buah, produk susu bebas atau rendah lemak, biji-bijian utuh, ikan, ayam, kacang-kacangan, dan minyak sayur. Diet ini juga membatasi asupan natrium, makanan dan minuman manis, serta daging merah.
Sama seperti DASH, diet Medieterania juga membatasi asupan daging merah dengan cara yang lebih ekstrem. Diet ini menekankan pada konsumsi biji-bijian, buah, sayur, ikan dan seafood, serta sumber lemak sehat lainnya.
Menghabiskan waktu seorang diri memang penting sebagai proses introspeksi. Tapi, jangan dilakukan terus-menerus.
Anda juga butuh tetap bersosialisasi dan membangun koneksi sosial. Sejumlah penelitian menemukan, mempertahankan hubungan sosial dan tetap aktif dapat menurunkan risiko Alzheimer.
Para ahli percaya, hubungan antara keduanya didapat dari stimulasi sosial dan mental yang memperkuat koneksi antarsel saraf di otak.
Asupan minuman beralkohol terlalu banyak dapat meningkatkan risiko demensia, termasuk Alzheimer. Menukil laman Alzheimer's Society, alkohol akan membuat otak terpapar zat kimia berbahaya dalam kadar tinggi.
Usahakan untuk tidak minum lebih dari satu gelas besar bir atau segelas wine setiap hari.
Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko Alzheimer di kemudian hari.
Merokok dapat membahayakan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, terutama pembuluh darah di otak, jantung, dan paru-paru.
Demikian beberapa cara menurunkan risiko Alzheimer. Dengan menerapkan pola hidup sehat seperti di atas, Anda akan terhindari dari Alzheimer dan penyakit demensia lainnya.