Patung Singa Bersayap Legendaris Venesia Ternyata Buatan China
Bagi para pengunjung, Venesia adalah permadani megah yang terdiri dari bangunan bersejarah, jalur air, menara lonceng, atap merah, dan seekor singa bersayap perkasa sebagai simbol republik Venesia, yang terukir di seluruh kota.
Versi singa yang paling terkenal adalah patung perunggu yang berdiri di atas sebuah pilar di Piazzetta yang berbatasan dengan Alun-alun St. Mark's. Kini, para peneliti berpendapat bahwa patung ini dibuat di China.
Setelah mempelajari sampel dari patung singa logam menggunakan analisis isotop timbal, para peneliti dari Universitas Padua di Italia utara menemukan bahwa tembaga yang digunakan untuk membuat paduan perunggu (campuran tembaga dan timah) pada karya perunggu aslinya berasal dari sungai Yangtze di China, menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Antiquity pada hari Kamis (4/9).
Para peneliti mengatakan ini akan menjelaskan mengapa patung setinggi 4 meter dan 2,2 meter, yang sebelumnya dianggap dibuat secara lokal, di Suriah, atau Anatolia, memiliki gaya yang misterius.
Meskipun dipasang di Alun-alun St. Mark's pada abad ke-13, patung singa ini lebih mirip dengan karya yang diproduksi di China selama Dinasti Tang (618 hingga 907 M) daripada yang ditemukan di Eropa Mediterania pada abad pertengahan, para peneliti berpendapat, mengutip bentuk moncongnya dan bekas luka dari pelepasan tanduk sebelumnya.
Pilar tempat singa itu berdiri berasal dari Anatolia (bagian dari Turki modern), dan singa itu sendiri telah diperbaiki beberapa kali, dengan perbaikan paling awal yang tercatat pada tahun 1293.
"Mungkin ayah dan paman Marco Polo, selama empat tahun mereka tinggal di istana Kubilai Khan dalam perjalanan pertama mereka, bertanggung jawab atas perolehan patung itu," kata para peneliti, seperti dilansir CNN.
Para peneliti juga menambahkan bahwa kunjungan itu kemungkinan besar terjadi antara tahun 1264 dan 1268.
Para penulis berspekulasi bahwa hewan itu pada awalnya adalah zhènmùshòu, penjaga makam monumental, garang, dan mirip singa dari Dinasti Tang.
Setelah keluarga Marco Polo mengirim patung itu kembali ke Italia setelah kunjungan mereka ke istana Mongol, patung itu mungkin "diam-diam dan dengan susah payah diperbaiki" agar terlihat seperti lambang suci Santo Markus, dengan tanduk yang dilepas dan "rambut palsu" ditambahkan.
"Dalam ketiadaan informasi tertulis yang membingungkan, niat dan logistik di balik perjalanannya ke Venesia tetap sulit dipahami dan terbuka untuk interpretasi," tuturnya.
"Jika pemasangan 'Singa' dimaksudkan untuk mengirim pesan politik defensif yang kuat, kita sekarang juga dapat membacanya sebagai simbol konektivitas yang mengesankan dari dunia abad pertengahan," tambah mereka.
(wiw)