Ternyata Mikroplastik di Air Hujan Bisa Bahaya Buat Kulit
Hujan yang turun di Jakarta kini tak lagi sesegar dulu. Di balik tetesannya yang menyejukkan, penelitian menemukan adanya partikel mikroplastik, bahan pencemar yang tak kasatmata namun bisa berdampak besar, bahkan pada kulit manusia.
Dokter spesialis kulit Fransiskus Xaverius Clinton menyebut mikroplastik dapat bertindak seperti alergen, yakni zat yang memicu peradangan pada kulit.
Dalam kondisi kulit sensitif atau bermasalah, seperti eksim dan jerawat, paparan mikroplastik justru bisa memperburuk keadaan.
| Lihat Juga : | 
"Mikroplastik secara keseluruhan itu alergen. Polusi, mikroplastik, segala macam itu alergen, terutama untuk kulit sensitif atau yang sedang nggak bagus," jelas Clinton, Kamis (30/10), mengutip Detik Health.
Dia menambahkan, meski penelitian tentang efek langsung mikroplastik pada kulit masih berkembang, paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko peradangan kronis.
"Kalau punya eksim, paparan mikroplastik bisa meng-enhance atau memperparah inflamasi," ujarnya.
Lebih lanjut, mikroplastik ini bisa datang dari mana saja. Mulai dari partikel ban kendaraan, serat pakaian sintetis, hingga serpihan kemasan plastik yang terurai di udara.
Saat hujan turun, partikel ini ikut terbawa ke permukaan bumi, menempel di kulit, dan dalam beberapa kasus, bisa menyumbat pori-pori.
Bagi warga kota besar seperti Jakarta yang sudah berhadapan dengan polusi udara setiap hari, keberadaan mikroplastik di air hujan memperpanjang daftar tantangan bagi kesehatan kulit.
Untuk meminimalkan efek buruk mikroplastik, Clinton menyarankan langkah sederhana yang sering terlupakan, yakni memperkuat kulit dari dalam lewat pola makan sehat.
"Polusi dan radikal bebas itu berhubungan. Jadi yang utama adalah antioksidan. Kita perlu makan makanan yang mengandung antiinflamasi, seperti sayur-sayuran," ujarnya.
Sayuran berdaun hijau seperti seledri dan bayam disebut kaya antioksidan yang membantu melindungi sel kulit dari stres oksidatif akibat polusi. Selain itu, dia menyarankan untuk mengurangi konsumsi minuman manis karena gula dapat memperlambat proses penyembuhan peradangan.
"Dengan mengurangi gula, konsumsi makan sehat, dan melindungi mikrobioma kulit, kondisi kulit akan jauh lebih baik," kata Clinton.
Baca selengkapnya di sini.
(tis/tis)