Jakarta, CNN Indonesia -- Induk Sepak Bola Eropa (UEFA) langsung menyelidiki faktor pemicu kericuhan yang terjadi antara suporter Rusia dan Inggris di Stadion Velodrome, sesaat setelah laga Inggris melawan Rusia usai, Sabtu (11/6) malam waktu setempat.
Pihak UEFA pun mengakui tetap ada keteledoran dari pihak panitia dalam melakukan antisipasi untuk pengamanan. Salah satu yang diakui bermasalah adalah pembatas antara tribune penonton Rusia dan Inggris yang jaraknya berdekatan.
Pembatas tersebut amat mudah untuk diterobos suporter Rusia di tribune selatan yang menyerbu fan Inggris. Tampak pula para pendukung Inggris panik berhamburan dan mencoba memanjat pagar pembatas untuk menghindari aksi anarkis para suporter garis keras Rusia.
Tampak pula tak disediakan pintu keluar darurat yang layak bagi para fan jika terjadi kerusuhan, sehingga banyak yang terpaksa memanjat pagar pembatas.
Jumlah personel pihak keamanan di sekitaran tribune itu juga jauh dari mencukupi untuk mengantisipasi kerusuhan.
"UEFA mengakui bahwa ada masalah pembatasan di Stadion Velodrome dan akan menerapkan perbaikan ke depannya dan menambah personel keamanan di dalam stadion, bekerja sama dengan otoritas setempat, untuk memperkyat keamanan," demikian penjelasan UEFA seperti dilansir dalam situs resmi mereka.
Anehnya lagi keluar dari pengakuan salah satu petugas yang melayani dan mengawasi para penonton di tribune. Menurut salah satu petugas yang tak ingin disebutkan namanya, mereka bahkan tidak dipersiapkan untuk mengantisipasi jika terjadi kerusuhan.
"Saya juga tidak mengerti kenapa ada tribune campuran antara penonton Rusia dan Inggris yang hanya dipisahkan dengan tali dan hanya beberapa penjaga," ujar petugas berusia 22 tahun tersebut, kepada Radio RMC.
"Itu memang bekerja baik selama pertandingan. Namun, kami tahu betul situasi akan kacau jika usai laga karena ada perkelahian," ucapnya lagi.
"Kami tidak terbiasa terlatih untuk menghadapi hooliganisme (tradisi anarkis pada pendukung garis keras)."
(bac)