Jakarta, CNN Indonesia -- Jerman mengawali langkahnya di Piala Eropa 2016 dengan sempurna berkat kemenangan 2-0 atas Ukraina, Senin (13/6) lalu. Namun, konsistensi tim asuhan Joachim Loew akan diuji Polandia, Jumat (17/6) dini hari nanti, untuk memastikan tiket ke perempat final.
Die Mannschaft bersiap menatap laga kedua menghadapi Polandia untuk mengamankan satu tempat di babak 16 besar. Namun, pulihnya Mats Hummels justru membuat Loew dilema menentukan pilihan utama.
Kembalinya Hummels jelas membuat posisi Shkodran Mustafi berada dalam tanda tanya. Pasalnya, pemain Valencia itu sebenarnya merupakan opsi kedua bagi Loew untuk mendampingi Jerome Boateng di jantung pertahanan.
Namun, laga melawan Ukraina justru dilalui Mustafi dengan gemilang. Dilansir Whoscored, Mustafi mendatatkan dua tekel, tujuh interseps, dan satu blok menunjukkan peran krusialnya di lini pertahanan Jerman.
Penampilan gahar Musftafi di lini belakang juga dilengkapi lewat sebuah gol yang diceploskan dengan memanfaatkan umpan Toni Kroos dengan baik.
Lantas, bagaimana dengan nasib Hummels? Di manakah posisi pemain yang dicap sebagai salah satu palang pintu terbaik Eropa tersebut? Apalagi sejauh ini ia telah mengecap 46 laga bersama Jerman, termasuk penampilan di Piala Dunia 2014.
Jika berkaca pada 'tradisi' Loew sejauh ini, Boateng tampaknya masih akan tetap ditemani Mustafi untuk memastikan keamanan gawang Manuel Neuer saat menghadapi Polandia.
Pasalnya, Loew bukanlah tipikal pelatih yang suka menggonta-ganti susunan pemainnya. Faktanya, pelatih berusia 56 tahun itu selalu memainkan susunan pemain yang identik pada dua laga perdana di empat turnamen terakhir yang ia ikuti.
Tradisi Berubah?Namun, menghadapi ancaman dari lini depan Polandia yang memiliki bomber tajam seperti Lewandowski yang bisa jadi merupakan pendobrak tradisi Loew selama ini.
Pasalnya, Polandia terbukti pernah menyulitkan lini pertahanan Jerman ketika mampu menang di babak kualifikasi dengan skor 2-0 pada Oktober 2014.
Memainkan dua penyerang yang rutin bergerak seperti Arkadiusz Milik dan Robert Lewandowski, Polandia terbukti mampu mendobrak pertahanan solid Jerman yang saat itu digalang Boateng dan Hummels.
Lantas, apakah Loew berani memainkan Mustafi yang bisa dianggap muka baru di timnas Jerman (11 penampilan bersama timnas) dibandingkan dengan pemain yang telah mengenal betul karakteristik tim?
Satu hal yang pasti, memainkan pemain bertahan yang baru pulih untuk menghadapi penyerang yang punya mibilitas tinggi seperti Milik dan Lewandowski bukanlah pilihan yang bijak. Apalagi Loew juga bukan tipe pelatih mengabaikan stabilitas permainan tim lewat sebuah pertimbangan yang bersifat spekulatif.
Terlebih, gaya permainan Jerman yang membuat salah satu dari dua jantung pertahanan harus menjadi ball playing defender untuk memulai serangan --peran yang dimainkan Boateng--, otomatis membuat satu bek lainnya harus menjadi asuransi di depan Neuer.
Alhasil, Jerman kini menanti pilihan akhir Loew mengenai nasib Hummels dan Mustafi. Apakah pelatih yang suka bertingkah unik di pinggir lapangan itu akan tetap bertahan pada tradisinya atau mendobrak tradisi baru di Piala Eropa 2016.
(jun)