RESENSI FILM

The Purge: Anarchy, Antara Dendam dan Nurani

CNN Indonesia
Kamis, 04 Sep 2014 09:53 WIB
The Purge: Anarchy film yang menegangkan dari awal hingga akhir. Penonton dibekap dengan perasaan menunggu-nunggu kejahatan yang bisa terjadi kapanpun, di manapun, pada siapapun.
The Purge: Anarchy (thepurgeintl.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika, tahun 2023. Bangsa baru telah lahir. Angka kriminalitas makin turun, kemiskinan kian jarang. Itu karena pemerintah memberi satu malam istimewa yang disebut “pelampiasan”. Selama 12 jam, masyarakat boleh melakukan apapun. Segala dendam boleh dilampiaskan. Segala tindak kriminalitas dihalalkan, termasuk pembunuhan. Syaratnya hanya satu: tak boleh menggunakan senjata kelas 4.

Semalaman itu, seluruh pelayanan masyarakat tak difungsikan. Tak ada polisi maupun tenaga medis. Masyarakat benar-benar dibiarkan sendiri. Mereka yang tak mau melampiaskan apapun, akan berlindung rapat-rapat di dalam rumah. Pintu dan jendela dikunci, dipalang, digerendel. Apapun agar tak ada yang bisa menyerang masuk.

Itulah yang dilakukan Eva (Carmen Ejogo) dan Cali (Zoe Soul). Namun malam itu tak berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya. Diam-diam, sosok yang mereka panggil Papa (John Beasley) memilih mengorbankan diri jadi tumbal pelampiasan orang-orang kaya. Belum habis kesedihan ibu-anak itu, flat mereka diserang orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eva dan Cali nyaris ditembak, saat seorang pria bernama Sergeant (Frank Grillo) menyelamatkannya. Sebenarnya ia punya tujuan lain malam itu. Melampiaskan dendam pada pemabuk yang membunuh anaknya. Pilihannya dua: terus menyetir atau berhenti menolong. Di tengah aura yang penuh dendam, hati nuraninya masih bisa menang.

Sergeant bahkan tak tega membiarkan Eva dan Cali sendiri. Mereka diperbolehkan ikut, bergabung dengan dua orang lain--Liz (Kiele Sanchez) dan Shane (Zach Gilford)--yang juga terjebak di malam yang sama. Sayang, ia lupa aturan tak tertulis di malam pelampiasan: tak boleh ada pahlawan.

Jadilah, lima orang itu terperangkap bersama. Mereka lepas dari satu masalah ke masalah lain. Sementara itu, waktu berakhirnya malam pelampiasan masih panjang. Bisakah mereka melewatinya? Bagaimana nasib dendam sang pahlawan yang begitu menggebu untuk pembunuh anaknya?

***

The Purge: Anarchy film yang menegangkan dari awal hingga akhir. Penonton dibekap dengan perasaan menunggu-nunggu kejahatan yang bisa terjadi kapanpun, di manapun, pada siapapun. Melihat orang tak berdosa mendadak dibantai, tentu sangat menguras emosi.

Cara sutradara James DeMonaco mempertemukan lima orang yang awalnya punya tujuan masing-masing, juga menarik. DeMonaco juga berhasil menambahkan bumbu kesenjangan kaya-miskin yang menjadi konsekuensi kemajuan peradaban Amerika. Sindiran itu tersuarakan salah satunya lewat bagaimana kaum jetset mempermainkan orang miskin di malam pelampiasan mereka.

Namun, film itu bukan tanpa cacat. Ada inkonsistensi saat karakter antipelampiasan, Carmelo Johns (Michael K. Williams) justru membantai orang-orang kaya untuk meluruskan protesnya terhadap pemerintah Amerika. Carmelo yang sejak awal film ditampilkan sebagai suara pemberontak, ternyata hanya muncul sekali. Porsinya terlalu sedikit untuk dibilang pahlawan. Apakah tujuan mulianya itu terlaksana, juga tidak digambarkan jelas.

Sementara itu, heroisme justru melekat kuat pada Sergeant. Ia ditampilkan sebagai sosok yang terlalu sempurna. Ayah yang mencintai anaknya, orang baik penuh hati nurani, juga pejuang super maskulin yang tak bisa mati.

Bagaimanapun, Grillo tetap mampu memerankan karakter itu dengan baik. Kegelisahannya saat menimbang antara terus mengemudi atau menolong, kentara betul. Begitu pula rasa kesalnya saat harus terjebak bersama empat orang sementara gelora dendamnya tak bisa dipadamkan.

Film sekuel dari The Purge ini bisa memenuhi dahaga penonton yang haus akan ketegangan. Namun jika berharap akan ada banyak pertumpahan darah, simpan rasa kecewa Anda. The Purge: Anarchy tidak menampilkan kebrutalan secara vulgar. Di Indonesia, film ini akan tayang 10 September mendatang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER