Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pemuda bertubuh mungil tampil solo di atas panggung. Diiringi lagu syahdu
Ketika Tangan dan Kaki Berkata milik Chrisye, tariannya meliuk. Gerakannya luwes, gemulai namun penuh kekuatan. Kakinya melangkah pasti, tubuhnya berputar, lengannya menyeruak batas-batas imaji.
Ia seakan benar-benar bicara lewat anggota tubuhnya. Temaram lampu yang menyorot panggung, menambah dramatis tiap geraknya. Tarian Arief Surachman itu selalu bisa membuat Yanti Noor terkesan. Meski sudah berulang kali menonton, hati Yanti tetap tersentuh. Ia selalu bisa dibuat menangis. Bahkan usai pementasan Arief termasuk yang dipeluk erat oleh Yanti.
Yanti ingat betul,
Ketika Tangan dan Kaki Berkata juga lagu yang istimewa bagi almarhum suaminya, Chrisye. "Dia selalu bilang, lagunya dahsyat. Dia selalu merasa dikalahkan oleh lagu ini," ujar Yanti saat ditemui di konferensi pers pertama sebelum pementasan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika lagu ini menjadi salah satu dari sekitar 15 lagu Chrisye yang dibawakan
Seberkas Cahaya, Yanti mengaku terkejut. Ia tak pernah menyangka ada yang berani menggunakan lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata. Bukan hanya musiknya yang indah, makna lirik dan interpretasinya juga amat dalam. Yanti tahu, itu bukan lagu sembarangan.
"Ternyata itu berani digunakan dan Arief narinya bagus banget. Saya sangat bangga sama anak-anak muda ini," komentar Yanti memuji. Bukan hanya sekali kalimat itu dilontarkan Yanti. Saat para penari Seberkas Cahaya latihan di Gelora Bung Karno, Senayan, dan ia menonton, Yanti sudah terharu.
Arief sendiri mengaku puas jika bisa membuat Yanti trenyuh. Baginya, setiap pujian Yanti sebelum pentas adalah beban. "Pertama dia bilang gitu waktu latihan. Saya justru merasa itu beban dan tantangan," katanya pada CNN Indonesia. Sebab, Chrisye memang penyanyi idolanya. Pemuda 28 tahun itu hampir selalu memutar lagu Chrisye tiap sebelum tidur. Lagu favoritnya:
Ketika Tangan dan Kaki Berkata.
Setiap mendengarnya, Arief merasa hatinya terketuk. "Ngena banget di hati. Dulu pernah melakukan hal yang enggak enak, jadi waktu dengar itu seperti mengetuk hati," ia menuturkan.
Arief seperti selalu diingatkan, semua yang dilakukan manusia akan kembali pada Tuhan. Tak heran ia begitu mendalaminya. Selain itu, ia juga mendapat tambahan masukan dari Ella Meigita, produser Seberkas Cahaya, dan Yanti. Semakin ia dengar lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata, semakin ia hanyut dalam gelombang rasa.
Bukan penari balet.Arief mengakui ia tak punya dasar tarian balet. Ia hanya mendalami tari modern dan kontemporer. Lebih sering ia menari hiphop. Tapi apa mau dikata, ia memang berjodoh dengan sang penyanyi idola. Ella menemukan Arief saat ia pentas di Sumber Cipta. Saat itu ia mementaskan tarian dengan latar cerita cinta ciptaan gurunya.
Pemuda yang belajar tari di United Dance Works sejak 2010 itu ternyata mencuri perhatian Ella. Kebetulan saat itu Ella sedang berburu pemeran utama pria untuk ballet tribute yang direncanakannya. Beberapa hari kemudian, Arief mendapat telepon mengejutkan. Ia diminta bergabung dengan tim Seberkas Cahaya.
"Setelah pertunjukan waktu itu ternyata Mbak Ella cari-cari di Google. Dia dapat omongan, itu Arief UDW. Akhirnya saya ditelepon, kita ketemu, dan ngobrol," ucap Arief. Ia sendiri langsung syok saat ditunjuk menjadi salah satu pemeran utama dalam Seberkas Cahaya. Diakui Arief, ia belum pernah tampil dalam pertunjukan sebesar itu. Apalagi, ada banyak bagian ia harus menari solo.
"Saya diam dulu. Syok. Ini Chrisye gitu lho, legendaris banget! Enggak pernah terpikir sama sekali," tuturnya dengan penuh ekspresi. Ia bisa mendapatkan peran utama dalam pertunjukan persembahan untuk Chrisye, tanpa
casting.
Arief pun langsung melempar ke pihak manajemen. Saat akhirnya diperbolehkan, ia langsung antusias sekaligus gugup. "Tertantang sih akhirnya," katanya lagi.
Bergabung dengan para penari lain yang jumlahnya sekitar 30 orang dewasa dan 20 anak-anak, Arief pun berlatih selama tiga bulan. "Untungnya saya punya
basic kontemporer, jadi tinggal menyesuaikan dengan badannya saja," ucapnya. Setiap ditonton Yanti, ia semakin bersemangat. Setiap pujian yang terlontar, jadi lecutan untuknya agar lebih baik.
"Saya ingin membawakannya dengan bagus. Kalau bisa saya juga sambil nangis. Itu baru wow," ia mengatakan.