FILM ANTIKORUPSI

Negeri Tanpa Telinga Siap 'Mendengar' Lagi

CNN Indonesia
Jumat, 03 Okt 2014 16:34 WIB
Pertama diputar, Negeri Tanpa Telinga hanya tahan satu minggu di bioskop. Kini, garapan Lola Amaria itu kembali hadir, meski hanya di dua bioskop.
Lola Amaria (CNNndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Film bernuansa politik, Negeri Tanpa Telinga kembali muncul di bioskop. Garapan sutradara Lola Amaria itu hadir lagi di Blok M Square dan Grand Mal Bekasi mulai Kamis (2/10).

Menariknya, film penuh sindiran terhadap wakil rakyat itu muncul tepat pascapelantikan anggota DPR RI, 1 Oktober lalu. Namun, dihubungi CNN Indonesia, Jumat (3/10) Lola menuturkan, tayangnya Negeri Tanpa Telinga tak berkaitan dengan momen itu.

"Sewaktu tayang 14 Agustus lalu, ada beberapa bioskop yang belum ditayangkan. Seharusnya 21 menayangkan di 70 bioskop, tapi baru ada 60 lebih," kata Lola menerangkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seharusnya, sisa penayangan itu dilakukan di bioskop-bioskop daerah. Namun karena jangka waktu menunggu yang terlalu lama, Lola memutuskan memindahkan penayangan ke bioskop Jabodetabek.

Waktu penayangan baru beberapa hari belakangan, karena menunggu kepulangan Lola dari Eropa.

Blok M Square dan Grand Mal Bekasi sendiri dipilih, karena menurut statistik, peminat Negeri Tanpa Telinga di dua bioskop itu tinggi. "Itu menurut data tayang yang lalu, yang masuk ke kita," ujar Lola.

Blok M Square memutar Negeri Tanpa Telinga dua kali per hari. Saat Lola hadir pada pemutaran pukul 14.45 kemarin, ia melihat masih ada sekitar 21 orang yang menonton.

"Lumayan ya, artinya peminatnya masih banyak," ia menuturkan.

Rata-rata, katanya, anak muda dengan usia 20 hingga 30 tahun. Momen pelantikan anggota DPR diakui Lola cukup menguntungkannya. Sebab, filmnya berkaitan betul dengan korupsi pemerintahan.

"Promosi gratis mungkin ya. Kalau mau lihat kelakuan anggota DPR yang jelek, Negeri Tanpa Telinga contohnya," ia berkelakar.

Lola mengaku belum tahu sampai kapan filmnya akan bertahan di bioskop. Jika peminatnya rata-rata 20 orang per tayang, kemungkinan besar bisa bertahan lama. Lola menyebutkan, itu jumlah aman.

"Kalau ramai, bisa tayang terus. Kalau cuma dua atau lima orang per pemutaran, ya enggak tahan lama. Mudah-mudahan per pemutaran bisa sampai 20,” ujar sutradara Minggu Pagi di Victoria Park itu lagi, berharap.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER