Jakarta, CNN Indonesia -- "
One day, when the glory comes. It will be ours, it will be ours."
Sesuai potongan liriknya, lagu
Glory yang dinyanyikan John Legend berkolaborasi dengan Common mampu membuat kemenangan jadi milik mereka berdua. Golden Globe Awards 2015 menganugerahkan penghargaan Lagu Original Terbaik kepada Legend dan Common untuk lagu yang merupakan
soundtrack film
Selma.
Lagu
Glory berisikan tentang hak sipil, sejalan dengan tema film
Selma yang tidak lain merupakan film biografi pejuang kesetaraan hak asasi manusia (HAM) Martin Luther King.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari situs
Huffington Post, Common dan Legend membuat lagu tersebut dengan maksud merekam semangat memperjuangkan perubahan yang ditunjukkan dalam film dan ketidaksetaraan yang masih eksis hingga kini.
"Hari pertama saya melangkahkan kaki ke
set film Selma, saya mulai berasa bahwa ini lebih besar dari sebuah film," kata Common saat pidato usai menerima Piala Globe.
"Sejalan dengan saya mengenal orang-orang dari Gerakan Hak Sipil, saya menyadari bahwa saya adalah perempuan kulit hitam penuh harapan yang ditolak haknya untuk memilih. Saya adalah pendukung kulit putih penuh perhatian yang di bunuh di lini terdepan kebebasan,"
rapper dan bintang hiphop itu melanjutkan pidatonya yang memukau.
 John Legend mendapat kecupan dari sang istri sesaat setelah lagu Glory diumumkan sebagai yang terbaik di perhelatan Globe (11/1). |
"Saya adalah bocah kulit hitam tanpa senjata yang mungkin butuh bantuan, namun justru diberi tembakan. Saya adalah polisi yang jatuh dibunuh saat bertugas.
Selma telah membangkitkan sisi kemanusiaan saya," kata Common.
Selma terinspirasi dari parade hak suara Selma ke Montgomery pada 1965 yang dipimpin oleh King (diperankan David Oyelowo), James Bevel dan Hosea Williams. Common juga memberi dedikasi kepada Dr. King dengan mengatakan, "Dia merupakan salah satu orang pertama yang saya lihat sebagai pahlawan. Dia pahlawan pertama saya."
Glory dimainkan sesaat sebelum penutup film Selma dan ditulis atas permintaan sutradara Ava DuVernay. Meski mendapat empat nominasi, termasuk film terbaik, sutradara terbaik, dan aktor terbaik, gelar lagu terbaik dari
Glory merupakan satu-satunya penghargaan yang diterima
Selma di ajang Piala Globe.
Lagu ini salah satunya terinspirasi dari peristiwa kerusuhan di Ferguson, Missouri pada Agustus 2014 setelah penembakan fatal terhadap Michael Brown. Seperti potongan liriknya berikut.
"
Resistance is us,That's why Rosa sat on the bus.That's why we walk through Ferguson with our hands up.When it go down we woman and man up,They say, "Stay down" and we stand up.Shots, we on the ground, the camera panned up,King pointed to the mountain top and we ran up."
Di ajang Piala Globe, Glory mengalahkan lagu-lagu kompetitif di antaranya lagu
Big Eyes dari Lana Del Rey untuk film
Big Eyes;
Mercy Is oleh Patti Smith dan Lenny Kaye untuk film
Noah;
Opportunity oleh Greg Kurstin, Sia Furler, dan Will Gluck untuk film
Annie, dan lagu
Yellow Flicker Bait dari Lorde untuk film
The Hunger Games: Mockingjay Bagian Satu.
(utw/vga)