Jakarta, CNN Indonesia -- Menonton lagi film
Janji Joni, membuat Joko Anwar terharu. Bukan lantaran sudah lama tak menonton film garapannya sendiri, melainkan karena kali ini ia menontonnya bersama para penyandang tuna netra.
Acara nonton bareng alias nobar yang tak biasa ini dikemas dengan tajuk Bioskop Bisik ini digelar di auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, kemarin sore (17/1). Para relawan mendampingi dan membisiki para penyandang tuna netra tentang adegan yang ditayangkan.
"Saya terharu, ternyata film saya masih bisa dinikmati," kata Joko. "Responnya paling seru hari ini di Bioskop Bisik.
Very exciting. Terasa suasana menontonnya." Pemandu acara Billy mencandai acara nobar kali ini dengan Bioskop Berisik, karena para penonton tertawa sepanjang film diputar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Janji Joni mengisahkan pemuda bernama Joni (Nicholas Saputra) yang bekerja sebagai kurir rol film bioskop era lampau. Suatu hari, pekerjaannya terhalang banyak masalah sehingga ia telat mengantar rol film ke bioskop.
Diakui Joko, inspirasi film ini dari pengalaman pribadinya. "Waktu masih kuliah di Bandung, tahun 1998, saya menonton filmnya Brad Pitt. Tayangan filmnya berhenti sebelumnya ceritanya tuntas."
Lalu, semua penonton pun pulang, sementara Joko menemui juru putar film di lantai atas. Ternyata diakui sang juru putar film, tayangan film berhenti karena kurir pembawa rol film mengalami kecelakaan.
Ketika itu, tidak semua bioskop memiliki rol film yang akan diputar. Demi menghemat biaya, rol film diestafet dari satu bioskop ke bioskop lain oleh kurir. Celakanya, bila kurir dihadang kendala, film pun terhenti penayangannya, tak bisa dilanjutkan, dan para penonton bubar.
Selama menonton
Janji Joni, para penyandang tuna netra didampingi relawan yang membantu mendeskripsikan adegan demi adegan. "Sekarang Joni sedang lari
ngejar pencuri tas rol filmnya," kata Yadi, salah seorang relawan.
 Relawan mendampingi penyandang tuna netra menonton film Janji Joni di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta (17/1) |
Irma, salah seorang penyandang tuna netra, mengaku senang bisa menonton
Janji Joni. "Terima kasih. Ini pengalaman pertama saya menonton film didampingi relawan," kata Irma yang ternyata hafal suara Nicholas Saputra.
Irma berharap kelak bioskop di Indonesia dilengkapi teknologi yang memungkinkan penyandang tuna netra bisa menyimak narasi melalui
headset. "Jadi tidak perlu tergantung pada pendamping."
Diakui Irma, tidak banyak orang yang sudi mendeskripsikan adegan secara spontan. "Mereka bilang, 'nanti dulu,' dan baru cerita begitu filmnya sudah selesai. Padahal kami ingin segera tahu apa yang membuat para penonton tertawa, terkejut, dan lain-lain."
Joko pun berharap, pihak bioskop segera merealisasikan
headset tersebut agar penyandang tuna netra bisa aktif menonton film dan mengetahui jalan cerita dengan menyimak narasi melalui
headset.
Adi, salah seorang relawan, menceritakan pengalamannya mendampingi penyandang tuna netra menonton
Janji Joni. Dengan sorot mata berbinar, ia menceritakan pengalaman kali ini sangat berharga.
"Bangga rasanya bisa mendeskripsikan adegan yang membuat mereka tertawa," kata Adi. "Tak hanya deskriptif, tapi juga menyentuh. Pengalaman hari ini membuka mata kita. Bahasa gambar memang kaya sekali."
(vga/vga)