Jakarta, CNN Indonesia -- Tanpa diduga,
American Sniper merajai
box office Hollywood. Film yang kelihatannya klise, tentang penembak jitu Angkatan Laut Amerika, Chris Kyle itu mampu memesona penonton dan sukses meraup US$ 105 juta atau Rp 1,3 triliun dari seluruh teater global.
American Sniper seperti film tanpa pandang bulu. Penontonnya beragam, melintasi usia sampai politik. Ada di kota besar maupun kota kecil. Film itu menghuni sekitar 3.500 teater dan menyabet enam nominasi Oscar 2015. Seperti ada sebuah fenomena budaya yang berhasil dipersatukan oleh sosok Bradley Cooper yang memerankan Chris Kyle.
Padahal, Oscar tidak selalu diterjemahkan menjadi kesuksesan. Lihat saja
The Hurt Locker, Film Terbaik Oscar 2009. Ceritanya juga tak jauh dari militer. Film tentang kelompok penjinak bom di Irak itu hanya mampu meraup US$ 17 juta atau Rp 213 miliar, jauh dari perolehan karya sutradara Clint Eastwood.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas pertanyaannya, mengapa
American Sniper bisa begitu sukses? Ada formula apa di yang diramu Eastwood? Mengutip CNN, berikut lima prediksi di balik kesuksesan film yang didistribusikan oleh Warner Bros itu.
Sudah terhitung sekitar tiga tahun sejak keterlibatan Amerika Serikat di perang Irak benar-benar berakhir. Sebagian publik Amerika bersyukur karena anggota keluarganya, yang merupakan tentara, selamat dari bahaya. Mereka tidak ingin film yang ansih tentang perang.
Pola yang sama pernah terjadi pada Perang Vietnam sekitar tahun 1970. Tak terhitung berapa film Hollywood yang dibuat tentang peristiwa tahun 1970-an itu. Meski begitu, hanya sedikit yang disukai masyarakat.
Yang paling mendapat tempat adalah drama perang. Lihat saja Deer Hunter, Coming Home, atau Apocalypse Now. Tiga atau empat tahun setelah jatuhnya Saigon, film-film itu eksis di layar lebar. Drama perang seperti dalam Saving Private Ryan, Band of Brothers, dan Lone Survivor juga terbukti sangat digandrungi.
Seorang veteran Irak sekaligus produser film, Paul Rieckhoff pernah menulis kolom di Variety, "Kebanyakan orang Amerika lelah mendengar tentang Irak. Tapi sekarang, mereka setidaknya terbuka untuk dihibur soal itu."
Ketika karakter di film perang lain seperti Zero Dark Thirty kehilangan sifat alaminya, yang dilakuakn Eastwood dalam American Sniper adalah sebaliknya. Ia mengangkat kisah orang sebenarnya, penembak jitu Angkatan Laut Amerika yang melayani empat kali serangan ke Irak.
Chris Kyle sendiri merupakan legenda di kalangan militer. Sesuai konfirmasi, ia telah membunuh 160 jiwa dalam perang dan menyelamatkan pasukan Amerika. Belum terhitung yang tidak terkonfirmasi atau tanpa saksi mata. Memoarnya yang dibukukan dengan judul American Sniper: The Autobiography of the Most Lethal Sniper in US Military History, juga laku keras. Ia mejeng di rak buku laris, berbulan-bulan.
Lagipula, Kyle benar-benar mencerminkan orang Amerika. Dia pemuda baik dari Texas, yang taat agama, suka berburu, menunggang kuda, dan mencintai keluarga serta negaranya. Figur itu layak dicintai seluruh rakyat Amerika. Saat Kyle meninggal pada 2013, pemakamannya di Cowboys Stadium, Dallas, dihadiri ribuan orang.
"Kebanyakan perbincangan tentang apa yang terjadi dengan negara kita di Irak, adalah negatif. Tapi film ini membawakan dengan cara positif. Ini film tentang pahlawan Amerika," media koresponden senior CNN, Brian Stelter.
Sebelum benar-benar muncul ke bioskop, penonton digoda dengan trailer yang benar-benar apik tentang American Sniper. Trailer pertama dimunculkan sekitar tiga bulan lalu, dan ditonton sekitar 7,7 juta orang. Trailer kedua, baru sebulan lalu dan ditonton 8 juta orang.
Pada trailer pertama, Eastwood bekerja dengan sangat gemilang. Ia sudah berhasil membuat penonton tegang lantaran menampilkan drama pengintaian dan penembakan Kyle dari atap sebuah gedung, dipadukan momen humanis keluarga yang diputar secara maju-mundur.
"Saya melihat perempuan dan anak-anak, keluar sekitar 200 yard, menuju konvoi. Dia punya granat, dan menyerahkannya pada si anak," ucap Kyle melaporkan. Jemarinya sudah bersiap di pelatuk, tinggal menarik dan tembakannya meluncur. Namun, tegakah ia?
Itu tak terjawab. Penonton tidak diberi tahu apa yang terjadi kemudian, saat si anak berlari menyongsong konvoi militer Amerika. Yang dapat didengar hanya napas Kyle yang diselimuti ketegangan. Trailer itu seperti berkata, "Penasaran apa yang terjadi berikutnya? Tonton saja film lengkapnya di bioskop!"
American Sniper sama sekali tidak memunculkan tokoh politik yang berbicara tentang kebodohan perang atau mungkin keuntungannya. Itu hanya bercerita soal kehidupan Kyle, mulai sebelum menjalani latihan dasar militer sampai ikut berperang, dan akhirnya kembali pulang.
"Itu sama sekali bukan tentang apakah kita harus berada di sana, atau apa yang kita lakukan di sana. Itu hanya tentang realita, seperti apa hidup salah satu tentara yang berada di sana. Jadi, itu punya sudut pandang seorang tentara," kata Stelter berkomentar.
Orang yang menentang perang, mungkin akan menemukan penyokong opini mereka. Sebaliknya, mereka yang membenci Irak pun akan melihat bagaimana masyarakat di sana sangat ingin membunuhi setiap Amerika. Tidak seperti film-film lain yang kental dengan suntikan paham Amerika-sentris, American Sniper menampilkan apa adanya, dari sudut pandang Kyle.
Banyak yang memuji, American Sniper merupakan penghormatan terhadap pahlawan perang Amerika. "Patriotik," puji situs Breitbart.com.
Setelah semua alasan, tentu saja, Cooper termasuk berandil penting. Aktingnya sebagai Kyle mampu diterjemahkan secara lugas sebagai kemantapan tekad, kegelisahan, sampai akhirnya kegembiraan dan keharuan. Cooper sukses memerankan Kyle secara humanis.
Terang saja, ia bukan sembarang aktor. Bintang muda Hollywood itu telah tiga kali dinominasikan sebagai peraih Piala Oscar. Setelah gagal membawa pulang piala lewat Silver Linings Playbook dan American Hustle, tahun ini ia bersaing dengan Benedict Cumberbatch (The Imitation Game), Eddie Redmayne (The Theory of Everything), Steve Carell (Foxcatcher), dan Michael Keaton (Birdman) melalui film American Sniper.
Untuk menjadi Kyle, Cooper sudah berjuang keras. Ia menaikkan menambah massa ototnya hingga 13,6 kilogram. Cooper juga mendalami gerak-gerik militer.
"Bradley melakukan pekerjaan yang luar biasa dan saya tidak percaya ada orang lain yang bisa melakukan lebih baik," ujar Taya Kyle, janda dari Chris Kyle, pada CNN.
Ia juga bercerita, saat sahabat mendiang suaminya menonton film itu, ia diberitahu betapa Cooper sungguh-sungguh terasa seperti Kyle. "Seperti semangat Chris memancar dari Bradley ketika dia memerankannya," katanya.