Jakarta, CNN Indonesia -- Meski sudah ada buku karya E.L. James yang bisa jadi "panduan," sutradara Sam Taylor-Johnson tidak menganggap memfilmkan
Fifty Shades of Grey adalah mudah.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Red yang akan terbit Maret mendatang, ia mengaku menggarap film yang diadaptasi dari novel erotis itu melelahkan. Ia merasa
Fifty Shades of Grey membuatnya "diperas hingga kering."
"Saya benar-benar tidak habis pikir," katanya mengungkapkan, seperti dikutip dari
Time. "Saya sudah menonton film ini sampai ribuan kali. Perubahan kecil, cara memandang, kedipan mata, bisa membuat perbedaan dan memutarnya ke teritori yang salah. Rasanya seperti menapaki mata pisau."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak pertama kali menandatangani proyek film itu, Taylor-Johnson sudah gugup sampai menahan napas. Ia seperti masuk ke sebuah mesin waktu yang hanya searah, dan tak bisa kembali lagi.
"Saat saya keluar dari pertemuan, saya seperti melangkah ke kereta cepat. Pintunya ditutup dan saya tidak bisa keluar. Kecepatannya tidak bisa dipercaya. Saya butuh pergi, bernapas, dan berpikir tentang sesuatu yang lain," katanya mengungkapkan.
Itulah yang akan dilakukan Taylor-Johnson setelah filmnya resmi tayang di bioskop, 13 Februari. Seperti bintangnya, Dakota Johnson, ia ingin istirahat sejenak.
Ia ingin membiarkan hal lain masuk ke kepalanya, seperti persoalan keluarga. Taylor-Johnson ingin menghabiskan waktunya bersama sang suami, Aaron Taylor-Johson. Ia tidak sabar ingin segera menikmati waktunya.
"Saya tidak ingin melakukan sesuatu yang lain. Saya merasa 'diperas sampai kering' dan saya butuh menemukan dinding bangunan lagi. Otak kreatif saya harus dimatikan sejenak. Saya butuh berada di rumah, meluruskan kaki, merasa tenang, makan sehat, dan bermain bersama anak-anak," Taylor-Johnson menuturkan.
Beruntung, tekanan perasaannya saat menggarap film yang berkisah soal percintaan erotis diselimuti isu sadomasokis antara Christian Grey (Jamie Dornan) dan Anastasia Steele (Dakota Johnson), terbantu oleh para bintang. Dakota berakting dengan berani. Jamie, menurutnya sangat menyenangkan dan pengertian.
"Kami duduk dan bertemu banyak pelaku dominan (dalam BDSM—Bondage, Discipline, Sadism, Masochism) baik laki-laki maupun perempuan, untuk memastikan kami mengerti dunia itu. Jadi kami tidak memotretnya dengan salah," katanya. Jamie amat membantunya dalam hal itu.
(rsa/mer)