Jakarta, CNN Indonesia -- Ketatnya persaingan film di bioskop tidak jarang menyisihkan film-film Indonesia yang berkualitas untuk tayang di layar lebar. Terlebih bagi film-film independen atau film dengan
genre tertentu yang masih belum dapat mengikuti pasar, misalnya film pendek dan film dokumenter.
Kabar baiknya, kini salah satu ruang teater sebuah bioskop di Jakarta telah dikhususkan untuk memutar film-film Indonesia termasuk film independen. Ruang tersebut adalah Blitz Arthouse-Rumah Film Indonesia.
Rumah Film Indonesia yang terletak di Auditorium 6 Blitz, Mal Pacific Place, Jakarta Selatan resmi dibuka pada Jumat (30/1). Teater tersebut memiliki kapasitas untuk 128 orang penonton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan salah satu program
corporate social responsibility (CSR) Blitz. Blitz Arthouse didedikasikan untuk film Indonesia," kata Dian Sunardi, Chief Marketing Officer blitz ditemui usai peresmian Rumah Film Indonesia, Jumat (30/1).
Nantinya, Rumah Film Indonesia akan memutar film Indonesia, baik film baru (
now showing) maupun film-film spesial (
special screenings) seperti film-film yang meraih penghargaan di festival-festival film.
Dian merinci, untuk Senin hingga Kamis akan diputar film-film reguler. Sedangkan, Jumat dan Sabtu akan dikhususkan untuk film spesial.
Sineas Indonesia pun dapat mengajukan filmnya untuk diputar di Rumah Film Indonesia. Film-film tersebut akan melalui proses kurasi dan tidak dikenakan biaya sedikit pun untuk ditayangkan.
Sementara itu, tiket akan tetap dikenakan bagi para penonton. "Meski didedikasikan untuk film Indonesia, kita tidak mau hasil karyanya tidak diapresiasi. Kita akan tetap jual tiket tetapi memang harganya berbeda," ujar Dian.
Dian melanjutkan, pembuat film akan mendapatkan bagi hasil penjualan tiket. Tiket akan dijual seharga Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu untuk film-film spesial. Sementara untuk film-film baru akan mengikuti harga tiket yang berlaku.
Selain pemutaran film, Rumah Film Indonesia juga memiliki program Cinematalk yaitu diskusi antara masyarakat umum dengan sineas-sineas atau insan perfilman. Cinematalk rencananya dilaksanakan setiap satu atau dua bulan sekali.
"Kita juga berencana memperpanjang program ini di luar Jakarta. Tidak menutup kemungkinan, jika program ini mendapatkan respon bagus akan dibuka di lokasi-lokasi lain," kata Dian menambahkan.
(vga/vga)