Jakarta, CNN Indonesia -- Empat salinan dokumen Magna Carta saat ini sedang dikumpulkan kembali di British Library—namun hanya 1.215 orang yang menang undian yang bisa melihatnya secara langsung. Pengunjung itu dipilih secara acak dari 43.715 pemohon dari 20 negara. Empat salinan itu adalah dokumen Magna Carta yang tersisa di dunia dari dokumen yang penting dalam sejarah politik di dunia itu.
Dua salinan memang milik British Library, sementara satu dokumen adalah milik Lincoln Cathedral dan satu lagi milik Salisbury Cathedral. Pengumpulan dan pameran empat dokumen ini akan menandai 800 tahun usia dokumen yang menjadi simbol kebebasan dan hukum itu.
Mulai hari ini Senin (2/2) keempat salinan itu akan tinggal di British Library selama tiga hari. Esok hari, para ahli sejarah dan akademisi akan mendapat giliran untuk mengamati dokumen itu. Pada hari Kamis, manuskrip itu akan dibawa ke House of Lords sebelum akhirnya dikembalikan ke ‘rumah’ masing-masing. Di British Libary pameran Magna Carta akan bertema
Magna Carta: Law, Liberty, Legacy berlangsung antara 13 Maret sampai 1 September.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keempat salinan Magna Carta memang punya perbedaan dari bentuknya — satu salinan di British Library dan salinan Salisbury dalam format potrait — sementara salinan Lincoln dalam bentuk bujur sangkar dan satu lagi salinan Bristish Library dalam format lanskap.
Claire Breay, kepala bidang manuscript medieval di British Library, mengatakan, “Magna Carta adalah salah satu dari banyak dokumen di dunia, dan salah satu yang penting di British Library. Kami sudah bekerja keras sejak tahun 2010 dan kami sangat senang menunggu hasilnya.”
Magna Carta dibuat ketika King John, raja Inggris setuju untuk membuat piagam pada tahun 1215. Sang Raja menandatanganinya pada tanggal 15 Juni.
Isinya adalah janji perlindungan dari raja terhadap hak gereja, perlindungan bagi para baron dari pemenjaraan yang ilegal, pengadilan yang tidak berlarut-larut, dan pembatasan pembayaran upeti pada kerajaan yang akan dilaksanakan oleh 25 baron melalui sebuah dewan. Semua itu tercakup dalam 39 artikel.
Sedikitnya 13 salinan dibuat dari perkamen kulit domba. Dua salinan dikirim ke British Library atau perpustakaan Inggris dan menjadi koleksi nasional sejak tahun 1753 sebagai bagian dari perpustakaan raksasa milik kolektor benda seni Sir Robert Cotton.
Bagi pencinta sejarah, bisa melihat Magna Carta dengan mata kepala sendiri sering dianggap sebagai pengalaman spiritual. “Orang-orang banyak yang ingin benar-benar berada di depan dokumen ternama itu,” ktar Breay. “Meski dokumen ini ditulis dalam tulisan tangan Latin Medieval, dan sebagian besar orang tak bisa membacanya, orang mengenali pentingnya makna simbolik dan sejarah dari dokumen ini sebagai simbol kebebasan dan hak azasi.”
“Ini adalah kesempatan yang sangat unik, karena tak akan pernah terulang lagi, bisa melihat dokumen itu dari setiap sisinya,” kata Breay.