Jakarta, CNN Indonesia -- Dua minggu berturut-turut
American Sniper meraja di
box office Amerika Serikat dan Kanada. Cerita tentang Chris Kyle, penembak jitu paling mematikan yang membela Amerika dalam perang Irak itu juga disanjung publik sebagai calon pemenang film terbaik Oscar 2015. Ibu Negara, Michelle Obama pun memujinya.
Namun, film yang dibintangi Bradley Cooper itu tak lepas dari isu kontroversial. Terutama, soal bagaimana
American Sniper menggambarkan masyarakat Irak. Karena itu, satu-satunya bioskop di Baghdad, Irak akhirnya menarik film garapan Clint Eastwood itu dari peredaran.
Seperti diberitakan Washington Post, penarikan film oleh teater di Baghdad itu menyusul protes dari para penonton dan pemerintah Irak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Film itu terlalu memuliakan Amerika dan membuat Irak seolah tak ada apa-apa kecuali teroris," kata Ahmed Kamal, seorang guru berusia 27 tahun yang mengaku telah menonton
American Sniper, meski secara ilegal. "Film itu menggambarkan Amerika sebagai sesuatu yang kuat dan mulia, dan Irak sangat bebal serta kejam."
Bukan hanya di Irak,
American Sniper sebelumnya juga dikritik organisasi pendukung hak sipil Arab-Amerika, Komite Antidiskriminasi Arab-Amerika. Kelompok itu menilai
American Sniper memuat bahasa kebencian yang ditujukan kepada orang Arab dan Muslim di Amerika Serikat.
(Baca juga: Film 'American Sniper' Dikritik Arab-Amerika Mengancam Muslim)American Sniper memang mengisahkan perang Irak dari sudut pandang Kyle sebagai prajurit Amerika. Selama menjalani empat kali perjalanan dalam perang Irak, Kyle melihat bahwa terorisme bisa dilakukan siapa saja, termasuk wanita dan anak-anak. Mereka bahkan terbiasa memegang bom.
Kyle yang diperankan Cooper, pun tak terpaksa harus menembak wanita dan anak-anak lantaran mereka hendak mengebom prajurit Amerika, meski hati nuraninya gelisah. Kyle diceritakan punya keluarga, anak, dan sosok yang taat beragama.
(rsa)