Twivortiare 2, 140 Karakter tentang Romantisme Metropolitan

CNN Indonesia
Kamis, 26 Feb 2015 15:30 WIB
Pernikahan Alex dan Beno di Twivortiare 2 berjalan mulus, bahkan cenderung kocak. Hanya saja, pernikahan sempurna mereka tak kunjung diramaikan momongan.
Buku Twivortiare 2 karya Ika Natassa. (CNN Indonesia/Vega Probo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan Alexandra Rhea dan Beno Wicaksono di sebuah konser di Jakarta, menjadi kisah panjang yang tak cukup dirangkum dalam dua buku. Dari Divortiare dan Twivortiare, kini Ika Natassa melanjutkan cerita mereka dalam Twivortiare 2.

Itu cerita yang mewarnai pernikahan kedua Alex dan Beno. Setelah bercerai, mereka ternyata tak bisa melupakan satu sama lain-meski Alex sudah menghapus tato nama Beno di dadanya-dan memutuskan kembali ke pelaminan. Kebersamaan mereka kali ini disertai cinta, kasih, pengertian, serta kesabaran yang lebih besar.

Penggemar Ika pasti paham, betapa Alex dan Beno adalah pasangan yang sangat serasi dan beruntung. Alex digambarkan sebagai perempuan gaul yang sukses dalam pekerjaannya sebagai bankir. Sementara Beno, adalah dokter bedah jantung terbaik dan ternama di Ibu Kota.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernikahan Alex dan Beno di Twivortiare 2 berjalan mulus, bahkan cenderung kocak. Alex dengan sabar menanti Beno setiap kali mendapat panggilan mendadak ke rumah sakit. Beno juga sering memberi kejutan romantis kocak kepada sang istri. Bahkan tak marah saat hobi Alex untuk belanja barang bermerek tiba-tiba kumat.

Hanya saja, pernikahan sempurna mereka tak kunjung diramaikan momongan. Keduanya tak pernah lelah mencoba, meski juga tak pernah berhasil. Sementara keluarga sudah menuntut, disertai pembicaraan dan sindirian macam-macam.

Di tengah upaya itu, Alex mendapat kesempatan memimpin cabang perusahaannya di Surabaya. Ujian demi ujian pernikahan pun mereka lalui.

Yang unik, sama seperti buku sebelumnya, Ika menyampaikan cerita Alex dan Beno tidak dengan narasi utuh. Ia merangkai kehidupan dua tokoh fiktif itu lewat akun Twitter @alexandrarheaw.

Kalimat Ika terbatas pada 140 karakter. Namun dari situ ia bisa mencipta buku setebal hampir 500 halaman. Ceritanya pun terasa sangat mengalir. Alurnya jelas. Ada awal, konflik, lalu anti-klimaks yang dibungkus dengan indah.

Ika pandai menempatkan kicauan demi kicauan sehingga membentuk romantisme yang utuh. Sering kali, Ika menyisipkan pula guyonan segar atau sentilan kocak yang semakin membuat kicauan itu terasa nyata. Ia selipkan pula cuitan penggemar dan balasan kocak yang ia lontarkan.

Alhasil, 140 karakter Twitter itu pun sukses menjadi bacaan masyarakat metropolitan-sesuai genrenya, metropop-yang tidak sekadar hiburan. Ada pesan soal bagaimana membangun hubungan suami-istri yang tidak monoton. Ada pula soal harapan, bagaimana bersikap di bawah tuntutan keluarga, mempertahankan independensi karier perempuan, dan arti penting rumah tangga.

Twivortiare 2 bagai bacaan yang renyah, tetapi juga diselipi pesan, meski kebanyakan klise. Itu santapan tepat bagi perempuan-perempuan kota besar, seperti tokoh Alex sendiri. Yang patut dikagumi, sekali lagi adalah kemampuan Ika membangun karakter sehingga terasa nyata.

Riwayat Alex dan Beno

Di akhir buku, Ika memberi sketsa wajah dua tokoh utamanya. Ia juga menampilkan sedikit komentar pengikut Twitter @alexandrarheaw-yang meskipun fiktif tapi punya lebih dari 10 ribu follower-tentang Alex serta Beno. Bahkan, Ika membocorkan bagaimana ia menemukan mereka.

Seluruh cerita Alex dan Beno yang sudah menjadi tiga buku itu berawal dari suatu sore di tahun 2007, saat Ika mendengarkan lagu Life in a Slow Motion dan From Here You Can Almost See The Sea yang dinyanyikan David Gray.

"Ada sesuatu dalam lagu itu yang membuat saya ingin menulis cerita tentang pasangan cerai yang mencoba berkompromi dengan perasaan diam-diam mereka," tulisnya dalam bahasa Inggris. Masing-masing bertanya, apakah cerai adalah keputusan terbaik bagi keduanya.

"Dari situlah cerita bermula," terang Ika. Ia lalu membangun karakter Beno sebagai seseorang yang pendiam, dingin, serius, dan membentengi perasaan cintanya dengan kemarahan. Sementara Alex, digambarkan sebagai seorang perempuan modern yang ceria, modis, dan independen.

Keduanya memang tidak seperti pahlawan dalam kisah cinta. Namun ternyata, pembaca menyukainya. Empat tahun setelah Divortiare diterbitkan, penulis Antologi Rasa dan Very Yuppy Wedding itu lalu membuat akun Twitter dengan nama tokohnya, Alexandra Rhea.

Ia pun mulai berkicau atas nama Alex. "Saya tidak berpikir terlalu banyak, hanya melakukannya karena ingin dan untuk senang-senang," ia menuturkan. Cuitannya pun tak terlalu sering. Kelamaan ia menyadari, jumlah follower-nya semakin membeludak.

Tak sedikit dari mereka yang menyangka Alex adalah orang sungguhan, saking miripnya Ika berkicau dengan sosok di dunia nyata. Ia pun menjadikan akun itu sebagai 'spin-off' dari Divortiare, dan jadilah Twivortiare pertama serta kedua. Follower-nya, jelas makin banyak.

"Rasanya seperti Alexandra dan Beno mengambil-alih tangan saya dan menulis cerita mereka sendiri untuk saya," kata Ika berkomentar. Cerita itu, terdengar manis, pahit, dan seringkali menggelikan dalam Twivortiare 2.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER