Jakarta, CNN Indonesia -- “Apa pun yang terjadi, jangan pernah tinggalkan senapanmu.”
Pesan sang ayah saat mengajak berburu di usia 8 tahun itu terngiang-ngiang di telinga Chris Kyle. Saat itu, Kyle terlalu antusias melihat hasil bidikannya, sampai meninggalkan senapan di rerumputan. Itu merupakan senapan pertama yang dibelikan sang ayah untuknya, di usia amat belia.
Kala Kyle tumbuh dewasa, senapan itu terlupakan. Ia justru berkarier di arena rodeo. Sampai suatu saat, ia melihat pamflet pendaftaran anggota militer di jalanan. Setengah hati Kyle mencoba peruntungan. Ia bisa menembak, nasionalis, dan fisiknya kuat. Apa salahnya mendaftar jadi prajurit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata jalan hidup Kyle memang berperang. Setelah latihan berat, ia menjadi prajurit Angkatan Laut Amerika. Kekhususannya: penembak jitu.
Berbekal pesan sang ayah, Kyle tak pernah meninggalkan senapannya. Perang demi perang ia lalui. Terhitung, empat kali Kyle membela Amerika dalam Perang Irak. Posisinya tetap sama: selalu di puncak gedung tempat ia leluasa mengintai musuh dan menembak mereka demi melindungi prajurit lainnya.
Kyle bahkan dijuluki sebagai penembak jitu paling mematikan yang dimiliki Amerika. Banyak prajurit selamat berkat ketepatan sasarannya. Setidaknya, 160 orang terbunuh olehnya.
Namun hidup Kyle tak sesempurna kelihatannya. Empat kloter Perang Irak cukup untuk mengganggu psikologisnya. Di masa ketiganya, Kyle mulai bimbang. Ada yang salah pada dirinya. Terkadang ia terlalu waspada, cepat emosi, dan menganggap desingan kecil sebagai ancaman keselamatan nyawa.
Perang membuat hidup Kyle berantakan. Istrinya, Taya tak berhenti khawatir. Ia seperti kehilangan sosok suami. Anak-anaknya jarang mengenal sosok ayah. Kyle pun harus memilih.
Apalagi, ia telah cukup menyaksikan banyak ironi dalam perang. Perempuan terlibat dalam perlawanan. Anak-anak akrab dengan granat. Semua itu mulai membuat Kyle gelisah sekaligus muak.
Kisah hidup Kyle itu, sampai hari terakhirnya bertemu keluarga, tertuang dalam film American Sniper. Bradley Cooper didapuk memerankan Kyle. Ia harus menaikkan beberapa massa otot agar tubuhnya sebesar sang penembak jitu. Cooper juga menumbuhkan berewok.
Namun, semua upaya itu sepadan. Meski film garapan Clint Eastwood itu tak berhasil membawa pulang piala Film Terbaik Oscar, akting Cooper banyak dipuji. Bahkan Taya yang asli-dalam film diperankan Sienna Miller-benar-benar menganggap Cooper seperti suaminya.
Bukan hanya mirip, Cooper juga berhasil menyampaikan kegelisahan dengan nyaris sempurna. Raut dilematis, pandangan menerawang, dan gerakan-gerakan tak menentunya mampu membuat penonton merasakan kegalauan hati Kyle. Apalagi, saat Kyle harus memilih menembak anak-anak pembawa granat atau tidak.
Tak ayal, film itu diidolakan di mana-mana. Bahkan Ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama pun menganggapnya sangat brilian. American Sniper menyampaikan kegelisahan prajurit perang, sekaligus membuka mata masyarakat bahwa mereka patut dipuji karena telah membela Amerika.
Namun di sisi lain, American Sniper juga menuai kontroversi. Ada yang menganggap film itu merupakan propaganda anti-Islam. Adaptasi autobiografi Chris Kyle sendiri itu bahkan ditarik dari satu-satunya bioskop di Baghdad, Irak.
Tak dapat dipungkiri, American Sniper memang bercerita dari sudut pandang prajurit Amerika. Ada penggambaran bahwa Taliban dan Al-Qaeda benar-benar masyarakat biadab pencinta perang. Mereka bahkan mengikutsertakan perempuan dan anak-anak, menjadikan mereka garda terdepan menyerang prajurit Amerika agar tak terlalu dicurigai. Perempuan dan anak dibekali granat, apa yang lebih biadab dari itu?
Tapi sekali lagi, yang perlu diingat film itu memang Perang Irak versi Amerika. Penulisnya, penggarap naskahnya, sutradaranya, bahkan pemainnya pun orang Amerika. Lagipula, sebenarnya film itu hanya memotret hidup Kyle, tak peduli dengan apakah Perang Irak berakhir atau Al-Qaeda berhasil mengalahkan Amerika.
Film itu tidak berfokus pada kisah perang, melainkan humanisme Kyle sendiri.
Yang juga menjadi perbincangan dari American Sniper, adalah salah satu adegan yang diduga menggunakan bayi palsu. Dalam adegan itu, Kyle tengah berbincang serius dengan Taya soal masa depan keluarga mereka. Kyle lalu mengambil alih bayi dalam gendongan istrinya, dan menggendongnya beberapa saat.
Ia sempat duduk sembari berbicara, sampai akhirnya meletakkan bayi itu kembali ke boks dan meninggalkan Taya keluar kamar.
Terlihat jelas, bayi yang digendong-gendong Taya dan Kyle itu hanya boneka. Pertama, ia sama sekali tidak menangis maupun mengeluarkan suara erangan kecil. Kedua, bayi itu tidak bergerak. Saat Kyle duduk dan berbincang, terlihat betul tangan si bayi sedikit naik turun. Namun, gerakan itu terlalu sistematis.
Pergerakan tangan si bayi seperti telah diatur mesin, atau sengaja digerakkan Kyle. Adegan itu menjadi perhatian betul, karena hanya ada wajah Cooper dan Miller yang berbincang. Penonton yang bosan dengan perbincangan mereka, pasti akan memperhatikan si bayi.
Bagi sutradara sekelas Eastwood, adegan itu sangat fatal. Penonton perlu sentuhan kenyataan, apalagi film itu benar-benar mengisahkan cerita dari kehidupan sebenarnya.
Entah, apakah adegan itu termasuk yang dinilai juri Oscar sebagai pengurang nilai American Sniper.
Terlepas dari segala kontroversi itu, setelah tayang di Amerika Serikat pada 16 Januari 2015 dan sampai dua kali menduduki box office sebelum akhirnya dikalahkan SpongeBob, American Sniper akhirnya bakal masuk Indonesia.
Film itu bisa disaksikan di bioskop kita mulai 6 Maret 2015. Namun, Sabtu (28/2) ini American Sniper sudah mulai ditayangkan midnight.
Di luar cemoohan soal bayi palsu dan kecaman dari negara mayoritas muslim, American Sniper mendapat sambutan meriah di Indonesia. Saat pemutaran perdana untuk insan media di Djakarta Theater, Jumat (27/2) beberapa penonton awam yang ikut menonton mengaku terkagum-kagum oleh keapikan teknik dan alur cerita American Sniper.
Penonton yang mencapai separuh bioskop bahkan sampai bertepuk tangan riuh usai film itu diputar. Bersiaplah ‘tertembak’ oleh pesona Cooper sebagai Kyle, 6 Maret mendatang.