Jakarta, CNN Indonesia -- Satu lagi film religi yang menarik minat masyarakat Indonesia. Sukses dengan
Emak Ingin Naik Haji (2009), kini Aditya Gumay membuat film
Ada Surga di Rumahmu. Kisahnya tentang seorang pemuda sederhana yang bersekolah di pesantren tapi bermimpi jadi anak band.
Belum genap seminggu sejak film yang diadaptasi dari buku Oka Aurora berdasarkan kisah Ustaz Ahmad Alhabsyi itu tayang, sudah muncul rumor negatif tentangnya.
Ada Surga di Rumahmu dianggap beraliran Syiah.
"Adalah sebuah film berjudul
Ada Surga Di Rumahmu merupakan film garapan orang-orang Syiah di Indonesia," tulis situs Syiah Indonesia yang kemudian disebarkan beberapa web Islam. "Mari kita larang keluarga, sahabat, dan teman-teman kita untuk menonton film ini," tulisan di situs itu melanjutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi CNN Indonesia, Kamis (9/4) Adit selaku sutradara film menanggapi tudingan itu dengan tenang. Menurutnya, sebutan bahwa
Ada Surga di Rumahmu adalah film Syiah, adalah mengada-ada. Ia sendiri awam perkara Syiah atau Sunni.
"Yang saya tahu salatnya beda. Kalau Syiah kan tangannya tidak bersedekap. Nah di film itu salatnya seperti Sunni," ujar Adit memberi contoh. Selain itu, salah satu tokoh film diberinya nama Aisyah, seperti istri Rasul. "Aisyah di Syiah itu tidak ada," kata Adit.
Dengan beberapa contoh itu ia menyimpulkan,
Ada Surga di Rumahmu tidak mengandung unsur Syiah. Di matanya, itu film universal.
"Mengajak kita lebih cinta orang tua, yang kita lupakan karena kesibukan kita dengan urusan masing-masing. Padahal orang tua itu surga terdekat," tutur Adit menyampaikan.
Ia mengakui, tudingan bahwa filmnya berunsur Syiah sedikit banyak merugikan. Ada kelompok yang sampai membatalkan nonton bersama karena khawatir akan adanya unsur Syiah dalam
Ada Surga di Rumahmu. Ia juga diserbu telepon dan pesan singkat yang menuding macam-macam.
"Ada yang mengejek, ada yang menuduh. Katanya film ini berlindung pada seolah-olah mencintai Rasul tapi hanya untuk uang semata."
Adit bukan tidak tahu adanya embusan konten Syiah itu berkaitan dengan Mizan yang memproduseri
Ada Surga di Rumahmu. Kelompok penerbit buku dan film itu disebut-sebut sebagai pentolan Syiah di Indonesia. Adit pun mencoba membuktikan kembali tuduhan itu.
"Perlu dicermati, dari 15 film Mizan enggak ada yang propaganda Syiah. Mulai
Laskar Pelangi, dan seterusnya," ujarnya. Laskar Pelangi bahkan menjadi salah satu film terlaris di Indonesia yang penontonnya mencapai jutaan orang dan belum tertandingi.
Ada Surga di Rumahmu sendiri saat ini sudah mencapai sekitar 60 ribu penonton, sejak dirilis pada 2 April 2015. Artinya, per hari rata-rata ada 10 penonton. Cukup bagus, menurut Adit. Hanya saja, belum bisa disimpulkan apakah fitnah Syiah mengganggu.
"Ada bola salju. Kalau mengarah ke baik, penontonnya bisa lebih besar lagi. Tapi bisa juga memburuk," ia mengatakan dengan jujur.
Memutar film di negara SyiahTudingan Syiah baru pertama kali diterima Adit, meski bukan hanya kali ini ia membuat film bertema religi. Salah satu film suksesnya,
Emak Ingin Naik Haji. Adit mengaku pernah membawa filmnya ke Iran, negara Syiah.
"Film itu diputar di Iran, dan digambarkan sebagai film Sunni. Sementara Iran kan Syiah. Mereka biasa saja. Setelah nonton film justru ada pria dan bapak-bapak yang peluk saya," ujar Adit bercerita. Mereka memuji filmnya.
Ia bahkan salat di salah satu masjid Syiah, dengan cara Sunni. Pun tak dipermasalahkan.
Dari pengalaman itu Adit pun mempertanyakan, mengapa justru masyarakat kita sendiri yang meributkan perbedaan Sunni dan Syiah. "Hollywood malah yang membuat orang Yahudi, Nasrani. Saya bukan anti-Hollywood, tapi selama bertujuan untuk kebaikan,
so what? Kenapa meributkan yang mengajak kebaikan?"
Di mata Adit, definisi film religi amat luas. Tidak melulu tentang orang mengaji atau salat. Tidak harus melarang berpegangan tangan. Asal ada pesan kebaikan, tidak mengundang syahwat, dan tidak memprovokasi, ujar Adit, film itu patut didukung para pengagung religi.
(rsa/vga)