Jakarta, CNN Indonesia -- Dian Sastrowardoyo tampak cantik dalam poster film
Kartini buatan Hanung Bramantyo. Ia berpose menyamping dengan kebaya Kartini warna putih. Bayangan hitam yang menutupi sebagian wajah tak dapat menyembunyikan kecantikannya.
Dian memang didapuk memerankan Kartini dalam film yang akan tayang 2016 mendatang itu. Meski sebelumnya, Hanung mengakui, ia dan produser Robert Ronny tidak ingin menggandeng bintang film
Ada Apa dengan Cinta? itu.
Ditemui di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (22/4) Robert mengatakan, ia ingin sosok baru untuk memerankan Kartini. Kalau bisa, ucapnya, sosok yang seusia dengan Kartini saat ia berjuang. Kala itu, umunya 16 hingga 24 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun saat melakukan survei, Hanung dan Robert menemukan fakta yang mengejutkan. Pesona Dian ternyata masih diterima banyak kalangan. Khalayak menganggap ibu dua anak itu merupakan sosok yang paling tepat memerankan Kartini.
Mereka pun menyimpulkan, tak ada sosok yang sanggup memerankan Kartini selain Dian. Maka wajah Dian dipampang jadi pemeran utama. Sedang yang lain, masih dalam proses
casting. Pemeran lengkap akan diumumkan November 2015.
Jika sudah terealisasi dan tayang April 2016,
Kartini merupakan film ke-dua tentang perjuangan R.A. Kartini untuk persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, terutama di bidang pendidikan. Film pertama adalah garapan Sumandjaja yang dibuat dan rilis tahun 1984.
Hanung menuturkan, sebenarnya ide membuat film biopik
Kartini sudah ada sejak lama. "Sejak pembuatan film
Soekarno yang lalu. Tapi dianggap produser kala itu Kartini tidak laku, mengingat film sebelumnya yang memang kurang laris," ujar Hanung menuturkan alasannya.
Hanung yang membawahi Dapur Films akhirnya kini menemukan rumah produksi yang sevisi. Ia digandeng Legacy Pictures, yang sebelumnya menghasilkan
Kapan Kawin? Dalam penulisan naskah, Robert dilibatkan. Ia sekaligus menjadi produser dalam film Kartini itu.
Soal judul, Hanung menerangkan, ia memang sengaja hanya menggunakan nama Kartini. Tidak ada ember-embel di depannya. Itu karena dirinya terinspirasi buku Pramoedya Ananta Toer,
Panggil Aku Kartini Saja. Tulisan itulah yang menggerakkan Hanung untuk menggali sang pahlawan lebih mendalam, demi filmnya.
"Pergolakan batin Kartini melawan strata sosial, keluarganya, dan usaha-usahanya melawan itu semua hanya dengan gagasan, mind set, dan tulisan yang membuat saya merasakan Kartini itu saya, dan Indonesia," kata Hanung.
(rsa/rsa)