Film ToBa Dreams, Terpuji Tanpa Kesan Menggurui

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Apr 2015 13:40 WIB
Tak hanya menggambarkan keindahan Danau Toba, film yang dibintangi Vino G. Bastian dan Marsha Timothy ini juga mengumbar pesan moral.
Film ToBa Dreams sarat nilai kebajikan. (CNNIndonesia Rights Free/Dok. Semesta Productions)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wajar bila seorang ayah, apalagi keturunan suku Batak, mengharapkan anak laki-laki tertuanya sebagai tumpuan. Sang penerus yang berkomitmen meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Harapan inilah yang mewarnai film ToBa Dreams. Dikisahkan, harapan Sersan Tebe (Mathias Muchus) kepada sang anak tertua, Ronggur (Vino G. Bastian).

Sebagai pensiunan TNI AD, Tebe mendidik Ronggur dengan menerapkan disiplin khas militer. Ia melakukan semua ini demi kebaikan sang anak. Namun kadang kala niat baik orang tua disalahartikan oleh si anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesalahpahaman itulah yang menjadikan kehidupan Sersan Tebe dan Ronggu begitu dramatis. Permasalahan keluarga yang agaknya juga dialami oleh kebanyaan orang.

Ditambah lagi, perangai kedua pria sama-sama keras kepala dan ego tinggi, sehingga masalah yang mereka alami seakan sulit menemui titik temu, apalagi berujung bahagia.

ToBa Dreams, film garapan Benny Setiawan ini merupakan gubahan dari novel karya mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara di Kabinet Pembangunan VI semasa Presiden Soeharto, T.B. Silalahi.

Film ini diangkat dari novel berjudul sama yang mengangkat permasalahan sebuah keluarga Batak. Sedikit terkesan narsis, karena sebagian besar kisahnya memang menceritakan pengalaman T.B. Silalahi sendiri.

Terlepas dari kenarsisan sang Opung T.B., Benny membuat film dengan kisah yang menyegarkan. Alur cerita keluarga yang dramatis dan sanggup membuat air mata berlinang di pipi, namun tidak cengeng.

Sutradara kaliber Piala Citra ini sukses membuat film yang sarat nasihat bijak, namun tidak menggurui. Tetap sanggup membuat penonton tertawa dengan lelucon lugas khas Batak.

Bila dari judul dan cerita sangat identik dengan Batak, namun yang ditampilkan masih sangat relevan bagi kondisi keluarga dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Sekilas film ini mengingatkan pada serial televisi Keluarga Cemara yang berisikan nasihat-nasihat bijak, tak ubahnya pengganti pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di sekolah.

Film ini menyelipkan nilai moral dengan cara yang mudah dimengerti anak muda. Pergaulan Ronggu yang digambarkan di film ini tidak asing bagi anak muda: gemar tawuran, kehidupan malam, termasuk narkoba. Tipikal permasalahan yang lekat dengan kehidupan warga kota besar.

Meski ToBa Dreams memiliki cerita yang sangat bermoral, namun durasi yang memakan waktu hingga hampir tiga jam dirasa masih terlalu lama untuk masyarakat awam. Penonton disarankan membawa bekal camilan yang cukup.

Benny, yang sekaligus bertindak sebagai penulis skenario, memang sudah menyajikan cerita yang kuat, mengalir, dan sanggup membuat penonton bertahan hingga akhir. Namun drama yang kering di bagian pertengahan film bisa menjadi celah penonton untuk beranjak dari tempat duduknya.

Tak perlu dipertanyakan lagi kualitas akting Mathias Muchus. Ia tak ubahnya seorang Batak tulen. Begitu pun Vino yang memamerkan akting prima, gahar dan berbeda dari karakter di film-film sebelumnya.

Kehadiran Marsha Timothy dapat dikatakan memberikan angin segar, meskipun chemistry antara ia dan Vino terkesan tidak alami. Padahal di kehidupan nyata, mereka adalah suami-istri.

Secara umum film ini menyajikan gambar terbaik dari keindahan Danau Toba yang legendaris, termasuk budaya Batak Toba yang masih asli. Tapi di adegan tertentu terlihat kualitas gambar buruk dengan resolusi rendah. Jadi kerikil yang menganggu mulusnya jalan cerita.

Film ini dapat dikategorikan sebagai film terpuji berkat nilai-nilai luhur yang disampaikan di dalamnya namun dengan pengemasan yang tidak menggurui dan terkesan mendoktrin.

ToBa Dreams layak ditonton oleh anak-anak bangsa untuk memahami perbedaan, toleransi, kasih sayang dalam keluarga, visioner, serta cinta terhadap Nusa dan Bangsa. (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER