Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu basis band Pink Floyd, Rogers Waters, mengecam industri musik dunia dengan mengatakan kalau para pelakunya memiliki kelakuan seperti pencuri.
Kepada
The Times para Sabtu (2/5), Waters mengatakan hal tersebut. Dalam wawancaranya, Waters mengatakan kalau "oknum-oknum dari Silicon Valley" telah membuat hidup para musisi zaman sekarang kesulitan.
"Saya merasa beruntung lahir di tahun 1943, bukan di tahun 1983. Saat itu "oknum-oknum dari Silicon Valley" belum ada," kata Waters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya masih bisa hidup dari menulis dan memainkannya di hadapan orang-orang. Saat ini "oknum-oknum dari Silicon Valley" itu telah mencuri setiap sen dari penghasilan para musisi," lanjutnya.
Bulan November 2014, Pink Floyd merilis album baru bertajuk
The Endless River. Album tersebut merupakan kelanjutan karya terakhir mereka yang bertajuk
The Divison Bell pada tahun 1994.
Saat dirilis, album
The Endless River berhasil mengalahkan album milk Foo Fighters yang bertajuk
Sonic Highways di tangga lagu dunia.
Setelah album
The Endless River drills, Waters membuat surat terbuka yang menyatakan kalau ia tidak diajak duduk bersama dalam membuat album tersebut.
Ia juga menyatakan kalau tidak lagi bergabung bersama Pink Floyd.
Tapi dalam wawancara dengan
The Times, Waters mengatakan ada kemungkinan ia akan melakukan reuni dengan Pink Floyd.
"Umur saya tidak panjang lagi dan saya harus melakukan sesuatu yang bisa dikenang. Saya akan melakukan sesuatu yang saya suka," ujar Waters.
Sementara itu, penabuh drum Pink Floyd, Nick Mason, mengatakan kalau mundurnya Waters sama seperti kematian Stalin.
(ard/ard)