Basis 'Pink Floyd': Industri Musik Modern Curi Hak Musisi

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2015 09:09 WIB
"Saya merasa beruntung lahir di tahun 1943. Saat itu "oknum-oknum dari Silicon Valley" belum ada," kata Waters.
Dalam wawancaranya, Waters mengatakan kalau
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu basis band Pink Floyd, Rogers Waters, mengecam industri musik dunia dengan mengatakan kalau para pelakunya memiliki kelakuan seperti pencuri.

Kepada The Times para Sabtu (2/5), Waters mengatakan hal tersebut. Dalam wawancaranya, Waters mengatakan kalau "oknum-oknum dari Silicon Valley" telah membuat hidup para musisi zaman sekarang kesulitan.


"Saya merasa beruntung lahir di tahun 1943, bukan di tahun 1983. Saat itu "oknum-oknum dari Silicon Valley" belum ada," kata Waters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya masih bisa hidup dari menulis dan memainkannya di hadapan orang-orang. Saat ini "oknum-oknum dari Silicon Valley" itu telah mencuri setiap sen dari penghasilan para musisi," lanjutnya.

Bulan November 2014, Pink Floyd merilis album baru bertajuk The Endless River. Album tersebut merupakan kelanjutan karya terakhir mereka yang bertajuk The Divison Bell pada tahun 1994.

Saat dirilis, album The Endless River berhasil mengalahkan album milk Foo Fighters yang bertajuk Sonic Highways di tangga lagu dunia.

Setelah album The Endless River drills, Waters membuat surat terbuka yang menyatakan kalau ia tidak diajak duduk bersama dalam membuat album tersebut.

Ia juga menyatakan kalau tidak lagi bergabung bersama Pink Floyd.

Tapi dalam wawancara dengan The Times, Waters mengatakan ada kemungkinan ia akan melakukan reuni dengan Pink Floyd.

"Umur saya tidak panjang lagi dan saya harus melakukan sesuatu yang bisa dikenang. Saya akan melakukan sesuatu yang saya suka," ujar Waters.

Sementara itu, penabuh drum Pink Floyd, Nick Mason, mengatakan kalau mundurnya Waters sama seperti kematian Stalin.



(ard/ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER