Jakarta, CNN Indonesia -- Meninggalnya Ferrasta Soebardi alias Pepeng, mengejutkan Charles Gozali, sutradara
Finding Srimulat. Ia sedang menghadiri sebuah seminar saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (6/5) siang. Charles mengaku baru mendengar kabar duka itu, dan langsung mengontak putra Pepeng.
"Saya kehilangan teman luar biasa," ucapnya.
Charles pernah sekali bekerja sama dengan Pepeng, saat menggarap Finding Srimulat. Meski sulit bergerak dan tak bisa jalan, Pepeng saat itu tetap membantu timnya. Selain mengonsep, ia juga banyak memberi inspirasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Film itu dibuat selama empat tahun. Satu setengah tahun pertama kami enggak dapat sponsor," ujar Charles bercerita. Ia lalu berkonsultasi dengan Pepeng. Kata-kata sang pemandu telekuis Jari-jari itu menggugahnya.
"Dia bilang, 'Kalau mengalami kondisi sulit, yakinlah itu diberi karena kita mampu. Saya bukan superhero, saya juga sering menengadah dan bertanya pada Tuhan:
why me? Tapi Tuhan kemudian melihat ke bawah dan menjawab:
why not?' Itu
quote yang unik," kata Charles lagi.
Puluhan tahun lamanya Pepeng mengidap
multiple sclerosis. Penyakit itu menyerang saraf otak dan membuat beberapa anggota tubuhnya lumpuh. Pepeng terpaksa berkursi roda. Belakangan, ia hanya bisa berbaring di ranjang. Pepeng sampai menyebut dirinya "
bed man". Plesetan Batman.
Penerimaan ikhlas Pepeng pada penyakitnya membuka mata Charles. Apalah arti 1,5 tahun tanpa sponsor, pikirnya, jika dibanding puluhan tahun menderita seperti Pepeng. Pepeng saja bisa menerima itu, bahkan memarodikannya.
"Dia sebut diri
bed man. Dia juga bilang, 'Saya ini enggak sakit kok. Cuma enggak bisa jalan saja','" ujar Charles menuturkan.
Charles jadi sangat mengagumi Pepeng. Apalagi saat ia tahu, sampai akhir hidupnya mantan personel Sersan Prambors itu masih menghidupi keluarga. "Dia bekerja
online, dia jualan kacang. Dia bantu kami promosikan film."
Menariknya, bantuan yang Pepeng berikan untuk
Finding Srimulat adalah cuma-cuma. Ia tak mau dibayar. "Kalian itu orang gila yang waras," kata Pepeng kala itu kepada Charles.
Timnya disebut gila karena berusaha menyatukan kembali kelompok Srimulat yang tercerai-berai, dan membuatkan mereka panggung film. Tapi waras, karena memang begitulah yang seharusnya orang lakukan untuk menyelamatkan bangsa. Lewat penghargaan terhadap budaya dan sejarah.
"Anggap
gue sama gilanya seperti kalian," ujar Pepeng menyambung ucapannya sebelumnya. Saat seharusnya butuh didukung, ia justru mendukung orang lain. Itu yang Charles kagumi darinya.
Charles sendiri belum sempat mengunjungi Pepeng lagi sejak Januari lalu. "Kondisinya masih sehat saat itu. Saya sempat cerita macam-macam dan dia tertawa sampai sakit perut dan mengangkat tangan. Saya senang masih bisa bikin dia ketawa," kata Charles mengenangnya.
Charles kini hanya bisa berharap, semangat dan cita-cita Pepeng bisa terpenuhi lewat generasi muda seperti dirinya. "Kalau kita percaya ada kehidupan setelah ini, seharusnya di sana Mas Pepeng sudah tertawa dan lari-lari," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Pepeng meninggal karena serangan jantung di Rumah Sakit Puri Cinere, Rabu (6/5) pukul 10.05 WIB. Kata Charles, jenazah akan dimakankan di BSD sore nanti, setelah dibawa ke rumah duka di Cinere.
(rsa/vga)