Tom Hardy Hampir Menjual Ibunya Saat Kecanduan Kokain

Utami Widowati | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Mei 2015 09:57 WIB
Aktor film Mad Max : Fury Road  itu bisa kini berbagi cerita bagaimana kecanduan itu benar-benar mengacaukan hidupnya bertahun-tahun lalu.
Tom Hardy di premiere film Mad Max : Fury Road. (REUTERS/Mario Anzuoni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aktor Tom Hardy tak pernah menutupi masa lalunya, bahwa dia pernah kecanduan narkoba jenis kokain. Kini aktor pemeran Max Rockatansky di film Mad Max : Fury Road  yang sedang diputar di bioskop itu bisa berbagi cerita bagaimana kecanduan itu benar-benar mengacaukan hidupnya bertahun-tahun lalu.

Aktor asal Inggris itu, kepada majalah Essensials, mengatakan, “Setelah kekacauan itu, saya merasa luar biasa biasa masih bisa hidup.”

“Saya dulu tak lebih dari statistik memalukan dari sebuah kota. Saya pernah diberi tahu,’ sampai kamu jatuh atau mati di jalanan, Tom, kau tak akan bisa kembali kemana-mana. Begitulah. Kamu harus tahu itu’,” kata Hardy seperti dikutip E! News.  

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pesan itu benar-benar mengena padaku hingga saat ini,” kata pria berusia 37 tahun itu. “Saat kecanduan, kalau mungkin saya menjual ibu saya untuk barang haram itu.”

Tapi semua itu kini jauh dari hidup Hardy. Kini dia sangat sehat, punya tubuh sixpacks yang jadi idaman banyak orang, dan menikah dengan aktris Charlotte Riley.

“Orang tak bisa tergugah dan memperhatikan saya sampai saya bisa melakukan angkat beban, berkelahi dan jadi agresif,” kata Hardy tentang pilihan peran-perannya.

Sebelum Mad Max sendiri yang banyak dibicarakan saat ini, Hardy adalah sosok antagonis Bane dibalik topeng di film Batman, The Dark Knight Rises.

“Masalah Hollywood adalah mereka ingin kau melakukan sesuatu, lalu baru mereka berpikir ingin mereka jadikan apa dirimu. Saya sebenarnya bukan petarung. Saya ini sebenarnya pria kecil borjuis dari London.”

Kepada British Esquire, Hardy pernah mengatakan bahwa pada dasarnya dia sangat pemalu. Apalagi saat berhubungan dengan publik.

“Saya dianggap punya reputasi yang sulit. Ya itu benar,” katanya. “Tapi saya bukannya tidak bersikap masuk akal. Saya biasanya bersikap demikian saat ada orang yang menyakiti saya. Saya akan melawan sedikit, agar mereka berhenti. Jadi rasa enggan saya di muka publik sebenarnya berasal dari rasa takut.” (utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER