Impian Jackman itu hampir menjadi nyata. Sahabatnya, Dukale mendapat lahan lebih. Produksinya meningkat. Ia bahkan mampu membuka semacam kafe. Putra tertuanya, Elias segera menjadi anggota pertama keluarga yang lulus dari sekolah tinggi. Hidup Dukale berubah.
"Dia berhasil mengubah rantai kemiskinan keluarganya," ucap Jackman bangga. "Mimpi Dukale adalah menghidupi keluarganya, melihat mereka punya rumah, busana layak, pendidikan, dan perhatian atas kesehatan dan obat-obatan."
Mimpi Dukale dan Jackman akhirnya menyatu dalam keberhasilan. Apalagi sejak empat tahun kemudian, yakni persis 4 Juni lalu, dokumenter
Dukale's Dream premiere di New York.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film itu tidak hanya menunjukkan perjalanan perubahan hidup Dukale. Dukale's Dream juga menyadarkan masyarakat bagaimana pemberdayaan ekonomi bisa membasmi kemiskinan. Di mata Jackman, perjalanan itu malah bukan tentang dokumenter, melainkan menghubungkan dunia.
"Kita adalah dunia yang sangat terkoneksi. Dokumenter ini punya akhir yang tidak pernah saya bayangkan," tuturnya mengakui.
Pemberdayaan ekonomi, katanya, membuat keluarga--contohnya Dukale--membuat lingkungan mandiri. Mereka bisa menghidupi diri sendiri, bahkan lingkungannya. "Bukan hanya pekan ini, tahun ini, tapi sampai generasi mendatang."