Jakarta, CNN Indonesia -- Meski masih kontroversi, cerita poligami bukan kisah yang asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Film poligami berbau syariah menjadi perbincangan hangat ketika
Ayat-ayat Cinta tayang di layar bioskop pada 2008 silam.
Kini, masih di bawah rumah produksi MD Pictures, muncul
Surga yang Tak Dirindukan. Pemain utamanya masih Fedi Nuril. Kali ini ia harus beradu akting dengan Laudya Cynthia Bella dan Raline Shah, bukan lagi diapit Rianti Cartwright dan Carissa Putri.
MD Pictures sepertinya ingin mereguk kenikmatan yang sama seperti ketika menjual "madu" ala
Ayat-ayat Cinta.
Surga yang Tak Dirindukan bahkan sama-sama diangkat dari novel laris. Kali ini milik Asma Nadia, yang juga menulis
Catatan Hati Seorang Istri. Asma sering mengangkat kisah-kisah "penderitaan" seorang istri yang berada di simpang ketaatan agama, perasaan, dan egoisme pribadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surga yang Tak Dirindukan mengisahkan seorang istri yang tadinya memiliki kehidupan rumah tangga bak dongeng, dan tiba-tiba tertimpa "tangga" karena ada wanita lain menjadi "madu". Suaminya terlampau baik hingga tak tega membiarkan wanita itu bunuh diri.
Adalah Arini (Laudya Cinthya Bella) yang menjadi istri solehah nan terluka karena kebaikan sang suami, Prasetya (Fedi Nuril). Arini tak pernah menyangka ketika suatu pagi melepas suaminya untuk bekerja, tiba-tiba pulang membawa wanita cantik bernama Meirose (Raline Shah) yang telah terpaksa ia nikahi.
Wanita mana yang rela membagi cinta suaminya dengan wanita lain? Pedih, marah, dan kekecewaan yang dirasakan oleh Arini bisa digambarkan secara gamblang oleh Bella. Fedi yang bingung dan pasrah akibat bumerang atas janjinya sendiri, pun ditampilkan apik.
Sutradara Kuntz Agus terbilang sukses mewujudkan derai air mata yang biasanya mengalir ketika membaca karya Asma. Drama yang mengharu biru sebagai ungkapan jujur hati wanita yang kerap diam demi kebahagiaan orang lain, menjadi kekuatan karya itu.
Fedi, Bella, dan Raline terbilang sukses menyuguhkan kekuatan cerita itu, tanpa menambah dramatisasi yang berlebihan atau mengurangi pesan yang ingin disampaikan.
Bella belum pernah menikah, apalagi menjadi seorang ibu. Namun itu terlupakan ketika melihatnya menangis marah menahan kekecewaan lantaran suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuannya. Penonton ikut marah.
Pengalaman Fedi sebelumnya sebagai suami berpoligami dalam
Ayat-ayat Cinta, membantunya memerankan pria yang berbagi hati. Kali ini ia bahkan tampak lebih matang, meski masih terbayang sosok Fahri dalam raut wajahnya.
Raline pun berhasil hadir sebagai pencuri perhatian. Sekilas ia mengingatkan penonton pada Maria dalam
Ayat-ayat Cinta. Namun keduanya memiliki cerita yang jauh berbeda.
Sulit memang melepas bayang-bayang
Ayat-ayat Cinta dalam produksi MD Pictures ini. Namun terlepas dari itu semua,
Surga yang Tak Dirindukan cukup layak tonton, terutama menjelang Lebaran, setelah selama Ramadan Indonesia paceklik film dalam negeri.
Selain cerita yang kuat, film ini juga menawarkan keindahan budaya dan alam Yogyakarta sebagai latar cerita yang dibalut sinematografi elegan. Nilai agama yang dibawakan pun tidak terkesan menggurui.
Bukan mustahil film ini sanggup memboyong kembali penonton yang jarang ke bioskop untuk datang dan membeli tiket, dan pulang membawa air mata. Tayang 15 Juli mendatang, Surga yang Tak Dirindukan bakal bersaing dengan beberapa film Indonesia dan satu film laris Hollywood.
(rsa/rsa)